Di BBM, keluarga Arfat tidak ingin kehilangan eksistensinya. Maka dibuatlah sebuah grup di BBM oleh Bachriah Fatwa Dhini.
Dan suatu malam, saya mengkopi paste sebuah broadcast di BBM ke grup keluarga saya.
19:27
Dina P Setyowati
Ambon dr tangerang, bogor,bandung &jakarta tepat nya "maluku bersatu" sedang menuju bekasi semua menyerang FBR & Warga bekasi
Untuk warga bekasi diharapkan waspada,dikhawatirkan perang akan menyebar. ke sekitar bekasi lainnya..
Diharapkan juga stiap rumah2 lampu depan'nya dimatikan dan kalo tdk penting2 gak perlu kluar2 rumah dulu untuk menjaga hal2 yg tdk diinginkan.mohon bantu broadcast siapa tau ada sodara2 yg tnggl di wilayah bekasi yg blm tau..gak ada salahnya untuk berhati2 demi keselamatan bersama(y)
Bagi yang lewat kranji, jalan baru.. Ditutup lg ada pembantaian FBR, yg berkendara mobil hati2 mobil pada dibakar org nya di bacok2.. Jangan ngebut2 bisa jd korban juga..
Jalan baru sudah ditutup.. Dan lokasi pembantaiannya dari kali baru sampai kolong flyover kranji..
Hindari jalan tersebut. Tlg share ke teman2 yang lain ya
Bantu broadcast agar sampai ke POLISI ataupun PEMIMPIN negara dan Mohon bantu doa smoga tdk menambah korban.
20:14
Ellan Andriyato
Ini beneran? Hoax bukan?
Knp bs terjadi? Jahiliyah banget
20:34
Dina P Setyowati
Gatau kak.tp kata bibi emang ada issue kayak gitu ditambah ada yang broadcast td.
20:34
Ellan Andriyanto
Smoga hoax
Naudzubillahimindzalik
Ga brani nerusin lihatnya
Yg Mesuji ternyata jg bkn di mesuji
20:34
Bachriah Fatwa Dhini
Udah damai kok.Liat ajah di berita
20:34
Ellan Andriyanto
Itu di thailand
Tp udh kadung lihat
Sampe gemeteran
Nyesel lihatnya
20:34
Bachriah fatwa dhini
Itu hoax beberapa hari yang lalu kok
Pengalihan isu
20:37
Dina P Setyowati
Iyaaa kak makanyaaa ngeri banget :(.Maksudnya mesuji?semacam kayak gini tp di thailand?
20:37
Rizqi_QQ_Cihuy
BBM
20:37
Ellan Andriyanto
Ya, yg katanya pembantaian warga yg menolak penutupan lahan
Ternyata ga ada kaya gitu di mesuji
20:37
Y O U M E E
Berarti hati2 donk ya kalau copas
Sering tuh yg kaya gitu
20:37
Ellan Andriyanto
Video yg beredar jg hoax
Katro
20:37
Y O U M E E
Bisa2 jd rusuh beneran
20:37
Rizqi_QQ_Cihuy
Buktikan dl br copas
20:37
Ellan Andriyanto
Yang ngalihin isu jg jahiliyah, bikin kompor meledug
20:40
Dina P Setyowati
Alhamdulillah wasyukurillah kalo hoax.iyaaa emang banyak yg suka gitu bikin geger.udah mah aku sama mamay jauh dr keluarga :(
20.40
Ellan Andriyanto
Ga pp kalo ma klo ma kluarga
Bisa diingatkan kalo emag hoax
Cm be careful utk org luar
Bisa kacau
20:40
Rizqi_QQ_Cihuy
Ia jng mudah prcaya sblm trbukti keberadaanna
20:45
Dina P Setyowati
Sip atuh :) :D
20:45
Rizqi_QQ_Cihuy
Inget ga yg berita hoax,yg bs menggegerkan 1 keluarga bsr.
20:45
Daus Aje
Inget gw
20:47
Dina P Setyowati
=D tragedi "Bapak Kiki" :D
20:47
Rizqi_QQ_Cihuy
Tengah malam orng pd trbangun
Cm berita Hoax
Tp ad pahlawan wanita yg cr kbenaran berita itu
Yaitu nuryanah & Nurlela
20:47
Daus aje
Mari kita angkat gelas bnersama unt wanita itu,,,
Ayo semunya...
20:50
Dina P Setyowati
Appalause !!! cheersss *beer*
20:50
Daus Aje
o)
The tarik
20:50
Rizqi_QQ_Cihuy
*wine*
20:50
Y O U M E E
Ha ha ha
Mengingatkan keluarnya air mata
Stlah itu tertawa terpingkal pingkal
20:50
Rizqi_QQ_Cihuy
Tp msh takjub,2 orng nenek itu kluar skitar jam 3 krng,mrk brani bgd ya
20:50
Daus Aje
Mari sekali lagi kita tepuk tangan
20:55
Dina P Setyowati
*susu milo* menegangkan sekali :D kayak film2 action.
20:55
Bachriah fatwa dhini
Menangis bersama tertawa bersama
20:55
Y O U M E E
:D
20:55
Ellan Andriyanto
Iya, gw lagi hamil untung kaga langsung brojol
21:01
Dina P Setyowati
@all : ({}) ({}) ({})
21:01
Ellan Andriyanto
Btw just info
Masa tadi di bantuin Nabil ngangkatin jemuran
Dia bagian beresin gantungan
Pinter deh
Rapi lagi
Bener2 cucu nya mbah yus
Sayang td lupa di foto
21:01
Rizqi_QQ_Cihuy
Ha Ha Ha Ha Ha
Nabil dr kecil ud didik untuk bantu2 ma2na
jng sampe brt hoax itu trulang lg
Gw lg tdr dibangunin, suruh tlp ma awi
21:14
Dina P setyowati
Nabil lumutan.Lucu Imut dan Menggemaskan :D. Bantu masak boleh nurunin mbaknya :) iyaaa Insya Alloh :)
21:14
Y O U M E E
Iya dia kan di rmh disuruh ngepel sama si qiqi
21:14
Rizqi_QQ_Cihuy
Sy kira mas awi knp
Soalna sy liat bi nung n bi lel mukana tegang smwna
21:14
Ellan Andriyanto
Hahahahahaha
21:14
Daus Aje
Ini jdnya bahas yg mana sih???
Jangan2 ini juga hoax
SEKIAN.
Per-hoax-an gaakan berpengaruh apa-apa ke kami. Karena kami justru semakin melekat tak terlepas :D :D :D
-d-
Bismillahirrohmanirrohiim
Bismillahirrohmaanirrohiim
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
Selasa, 27 Maret 2012
Sebuah Tragedi, Sebuah Kenangan Manis :)
Suatu malam yang sunyi, ketika di mana semua orang terlarut dalam mimpi, ketika banyak jiwa tak bersatu dengan raga, seorang wanita, sebut saja namanya Linda, mendapat sebuah panggilan.
"Halo, Assalamu'alaykum." sapa wanita itu.
"Wa'alaykumsalam. Tante, ini Kiki. Tolong bilang Oom, Tante, Bapak meninggal."
Tante Linda langsung benar-benar-benar tersadar dan membangunkan suaminya, sebut saja Yadi.
"Bang, Abang, Mas Didi meninggal."
Sang suami terbangun dan langsung menelepon ke rumah Mas Didi. Dan ternyata, SIBUK!
Yadi langsung menelepon sanak kelurga yang lain. Pertama ia menelepon ke kediaman adiknya. Dan tak diangkat-angkat juga. Ia telepon lagi sampai akhirnya adiknya yang bungsu mengangkat.
"Halo?" sapa sang Adik, sebut saja Bunga.
"Elu tau gak? Tau gak lu?" tanya Yadi langsung.
"Tau apa?"
"Itu Mas Didi meninggal. Kok lu nggak tau? Malah asik-asik tidur."
"Hah? Yang bener lu?" Bunga terdengar kaget.
"Coba sekarang elu telepon rumahnya Mas Didi. Sibuk tahu. Pasti lagi ngabarin keluarga Mas Didi yang lain."
"Iya, iya. Nanti gue ke rumahnya deh."
"Iya, cepet."
Setelah itu, ia menelepon ke kediaman kakak laki-laki satu-satunya.
"Halo?" ternyata anak laki-lakinya yang mengangkat.
"Halo, Us, bilang Bapak, Mas Didi meninggal."
"Apa? Yang bener Oom?"
"Iya. Bilang Bapak ya."
Dan tak lupa Yadi juga menelepon kakak perempuannya yang di Bandung.
"Yum, itu Mas Didi meninggal."
"Hah? Serius? Innalillahi."
"Iya. Ini gue mau ke sana."
"Iya, iya, gue juga ke sana sekarang deh."
Selesai menelepon, tiba-tiba ada yang mengetuk rumah Yadi.
"Assalamu'alaykum Pak Yadi. Ini, Pak Bambang meninggal."
Semakin pusinglah Yadi karena keluarga dan tetangganya ada yang meninggal.
"Ooo gitu, Pak. Iya nanti saya ke sana, sebentar. Keluarga saya juga ada yang meninggal soalnya."
"Iya, Pak. Ditunggu."
Yadi langsung menghampiri Linda, istrinya.
"Lin, kamu bangunin anak-anak, siap-siap ke Jakarta. Terus saya ke Pak Bambang sebentar ngurus pemakaman. Habis itu kita langsung ke Jakarta."
"Iya, Bang."
***
"Mas Didi meninggal. Ini gue sama Nur mau ke sana, Ri. Lo coba teleponin Rodif. Dia diteleponin nggak bisa-bisa." jelas Bunga pada Kakaknya.
"Hah? Innalillahi. Iya nanti gue telepon si Rodif."
"Gue teleponin rumah Mas Didi nggak bisa-bisa. Mungkin lagi ngabarin yang lain."
Akhirnya, Ari menelepon Rodif.
"Halo?"
"Dif, ini Bibi Ari."
"Kenapa, Bi?"
"Kamu di mana?"
"Ini masih di Tangerang. Ada kerjaan."
Ari langsung menangis sejadi-jadinya.
"Bapak luuu, Diiiffff. Huaaaaa."
"Bapak kenapa, Bi?" tanya Rodif dengan nada datar.
"Bapak luuu, Diiifff."
Tangisan Ari semakin menjadi.
"Bapak kenapa, Bi?" tanya Rodief lagi dengan nada yang tidak sabar.
"Bapak lu Meninggal."
Dan Rodif langsung menangis sejadi-jadinya.
***
Di malam, di selimutkan dinginnya Bandung.
"Bi Yum, ini bagaimana? Oom Didi meninggal." telepon Sani sambil menangis.
"Iya, San, Bibi juga nggak nyangka."
"Bibi mau ke Jakarta?"
"Iya. Sama Putri. Rencananya secepatnya setelah dapet kabar dari Bunga dan Nur."
"Sani ikut Bibi, ya? Sani lagi di Bandung juga soalnya."
"Iya. Nanti dikabari lagi ya."
***
"Pak, tadi Oom Yadi telepon, katanya Pakde Didi meninggal." kata Daus pada Bapaknya.
Bapaknya langsung lemas dan terduduk di sofa. Mulai menangis.
"Kenapa harus Tinaaa adik Bapaak? Kasian amat sih lu, Tiiin." seru Bapak Daus histeris.
"Yasudah, Pak, kita ke Jakarta saja langsung sekarang."
Perlu diketahui kalau Didi adalah suami dari Tina, yang merupakan adik dari Bapak Daus dan Kakak dari Bunga, Nur, Yum, Ari, dan Yadi tentunya.
***
Sampai di rumah Didi, Bunga dan Nur heran karena keadaan rumah begitu gelap dan sunyi. Seperti tidak terjadi apa-apa.
"Tiiiin. Tinaaaaa." panggil Nur sambil menggoyang-goyangkan gembok yan tergantung.
Sampai akhirnya, Tina keluar dan kebingungan mendapati dua adiknya berada di depan rumahnya jam dua dini hari.
"Lu berdua ngapain ke sini?" tanya Tina dengan datar. "Ada apa?"
"Mas Didi mana? Mas Didi nggak kenapa-kenapa? Gue dapet telepon dari Yadi katanya Mas Didi meninggal."
"Hah? Kata siapa? Enggak. Itu Mas Didi lagi tidur."
Bunga dan Nur langsung terduduk lemas.
"Siapa, Ma?" tanya seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah Didi.
"Itu kata si Yadi Mas Didi meninggal." jelas Bunga.
"Enggak, kok. Ini sehat walafiat begini."
"Habis tadi katanya si Kiki telepon Yadi katanya Mas Didi meninggal." kata Nur.
"Itu si Kiki aja lagi tidur."
Semakin lemas lah Bunga dan Nur.
"Terus kenapa rumah ini di teleponin nggak bisa-bisa?" tanya Bunga.
"Lu berdua tahu sendiri kan telepon di rumah gua kalo tiap malem memang dicabut kabelnya?"
***
Aneh, bukan? Lalu sebenarnya, "Bapak Kiki" yang dimaksud itu siapa?
Selidik punya selidik, masih ingat kan cerita kalau ada tetangga Yadi yang meninggal?
Pak Bambang?
Dan ternyata, Pak Bambang ini mempunyai seorang putri yang bernama KIKI.
***
Ini adalah kisah nyata yang terjadi di keluarga ku tercinta, keluarga ArFat. Dengan nama yang disamarkan tentu saja. Kejadian yang menambah kemanisan dalam keluarga kami.
I LOVE YOU ALL, FAMZ :D
-d-
"Halo, Assalamu'alaykum." sapa wanita itu.
"Wa'alaykumsalam. Tante, ini Kiki. Tolong bilang Oom, Tante, Bapak meninggal."
Tante Linda langsung benar-benar-benar tersadar dan membangunkan suaminya, sebut saja Yadi.
"Bang, Abang, Mas Didi meninggal."
Sang suami terbangun dan langsung menelepon ke rumah Mas Didi. Dan ternyata, SIBUK!
Yadi langsung menelepon sanak kelurga yang lain. Pertama ia menelepon ke kediaman adiknya. Dan tak diangkat-angkat juga. Ia telepon lagi sampai akhirnya adiknya yang bungsu mengangkat.
"Halo?" sapa sang Adik, sebut saja Bunga.
"Elu tau gak? Tau gak lu?" tanya Yadi langsung.
"Tau apa?"
"Itu Mas Didi meninggal. Kok lu nggak tau? Malah asik-asik tidur."
"Hah? Yang bener lu?" Bunga terdengar kaget.
"Coba sekarang elu telepon rumahnya Mas Didi. Sibuk tahu. Pasti lagi ngabarin keluarga Mas Didi yang lain."
"Iya, iya. Nanti gue ke rumahnya deh."
"Iya, cepet."
Setelah itu, ia menelepon ke kediaman kakak laki-laki satu-satunya.
"Halo?" ternyata anak laki-lakinya yang mengangkat.
"Halo, Us, bilang Bapak, Mas Didi meninggal."
"Apa? Yang bener Oom?"
"Iya. Bilang Bapak ya."
Dan tak lupa Yadi juga menelepon kakak perempuannya yang di Bandung.
"Yum, itu Mas Didi meninggal."
"Hah? Serius? Innalillahi."
"Iya. Ini gue mau ke sana."
"Iya, iya, gue juga ke sana sekarang deh."
Selesai menelepon, tiba-tiba ada yang mengetuk rumah Yadi.
"Assalamu'alaykum Pak Yadi. Ini, Pak Bambang meninggal."
Semakin pusinglah Yadi karena keluarga dan tetangganya ada yang meninggal.
"Ooo gitu, Pak. Iya nanti saya ke sana, sebentar. Keluarga saya juga ada yang meninggal soalnya."
"Iya, Pak. Ditunggu."
Yadi langsung menghampiri Linda, istrinya.
"Lin, kamu bangunin anak-anak, siap-siap ke Jakarta. Terus saya ke Pak Bambang sebentar ngurus pemakaman. Habis itu kita langsung ke Jakarta."
"Iya, Bang."
***
"Mas Didi meninggal. Ini gue sama Nur mau ke sana, Ri. Lo coba teleponin Rodif. Dia diteleponin nggak bisa-bisa." jelas Bunga pada Kakaknya.
"Hah? Innalillahi. Iya nanti gue telepon si Rodif."
"Gue teleponin rumah Mas Didi nggak bisa-bisa. Mungkin lagi ngabarin yang lain."
Akhirnya, Ari menelepon Rodif.
"Halo?"
"Dif, ini Bibi Ari."
"Kenapa, Bi?"
"Kamu di mana?"
"Ini masih di Tangerang. Ada kerjaan."
Ari langsung menangis sejadi-jadinya.
"Bapak luuu, Diiiffff. Huaaaaa."
"Bapak kenapa, Bi?" tanya Rodif dengan nada datar.
"Bapak luuu, Diiifff."
Tangisan Ari semakin menjadi.
"Bapak kenapa, Bi?" tanya Rodief lagi dengan nada yang tidak sabar.
"Bapak lu Meninggal."
Dan Rodif langsung menangis sejadi-jadinya.
***
Di malam, di selimutkan dinginnya Bandung.
"Bi Yum, ini bagaimana? Oom Didi meninggal." telepon Sani sambil menangis.
"Iya, San, Bibi juga nggak nyangka."
"Bibi mau ke Jakarta?"
"Iya. Sama Putri. Rencananya secepatnya setelah dapet kabar dari Bunga dan Nur."
"Sani ikut Bibi, ya? Sani lagi di Bandung juga soalnya."
"Iya. Nanti dikabari lagi ya."
***
"Pak, tadi Oom Yadi telepon, katanya Pakde Didi meninggal." kata Daus pada Bapaknya.
Bapaknya langsung lemas dan terduduk di sofa. Mulai menangis.
"Kenapa harus Tinaaa adik Bapaak? Kasian amat sih lu, Tiiin." seru Bapak Daus histeris.
"Yasudah, Pak, kita ke Jakarta saja langsung sekarang."
Perlu diketahui kalau Didi adalah suami dari Tina, yang merupakan adik dari Bapak Daus dan Kakak dari Bunga, Nur, Yum, Ari, dan Yadi tentunya.
***
Sampai di rumah Didi, Bunga dan Nur heran karena keadaan rumah begitu gelap dan sunyi. Seperti tidak terjadi apa-apa.
"Tiiiin. Tinaaaaa." panggil Nur sambil menggoyang-goyangkan gembok yan tergantung.
Sampai akhirnya, Tina keluar dan kebingungan mendapati dua adiknya berada di depan rumahnya jam dua dini hari.
"Lu berdua ngapain ke sini?" tanya Tina dengan datar. "Ada apa?"
"Mas Didi mana? Mas Didi nggak kenapa-kenapa? Gue dapet telepon dari Yadi katanya Mas Didi meninggal."
"Hah? Kata siapa? Enggak. Itu Mas Didi lagi tidur."
Bunga dan Nur langsung terduduk lemas.
"Siapa, Ma?" tanya seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah Didi.
"Itu kata si Yadi Mas Didi meninggal." jelas Bunga.
"Enggak, kok. Ini sehat walafiat begini."
"Habis tadi katanya si Kiki telepon Yadi katanya Mas Didi meninggal." kata Nur.
"Itu si Kiki aja lagi tidur."
Semakin lemas lah Bunga dan Nur.
"Terus kenapa rumah ini di teleponin nggak bisa-bisa?" tanya Bunga.
"Lu berdua tahu sendiri kan telepon di rumah gua kalo tiap malem memang dicabut kabelnya?"
***
Aneh, bukan? Lalu sebenarnya, "Bapak Kiki" yang dimaksud itu siapa?
Selidik punya selidik, masih ingat kan cerita kalau ada tetangga Yadi yang meninggal?
Pak Bambang?
Dan ternyata, Pak Bambang ini mempunyai seorang putri yang bernama KIKI.
***
Ini adalah kisah nyata yang terjadi di keluarga ku tercinta, keluarga ArFat. Dengan nama yang disamarkan tentu saja. Kejadian yang menambah kemanisan dalam keluarga kami.
I LOVE YOU ALL, FAMZ :D
-d-
Label:
The story begin . . .
Langganan:
Komentar (Atom)