Liburan minggu tenang kali ini benar-benar membuatku lupa dengan segala urusan di Bandung.
Saking tenangnya, sampai-sampai lupa bahwa liburan ini seharusnya diperuntukkan untuk mempersiapkan UAS.
Aku kembali ke Jakarta setelah perkuliahan berakhir satu tahun yang lalu, 25 Desember 2013.
Sesampainya di rumah, aku disuruh untuk mengepak baju oleh Ibuku karena kami akan pergi ke Puncak sampai tanggal 27 Desember 2013.
Tanggal 28 Desember 2013, aku seharian di rumah, kebetulan salah satu sepupuku bersama keponakan dan Ibunya datang.
Jadi hari itu aku khususkan untuk bercengkrama bersama mereka, juga menyalin ulang catatan-catatan sebagai salah satu upayaku menghadapi UAS mata kuliah Metode Numerik.
Esoknya, 29 Desember 2013, aku bersama Ibu, dua orang tanteku, dan satu orang sepupuku pergi belanja berburu jilbab, pakaian, dan lain sebagainya di Thamrin City.
Sepulangnya dari sana, kami mampir untuk makan siang di Sroto Eling-Eling (salah satu makanan yang akan aku rindukan jika aku berkelana di benua Eropa, aamiin :D) juga ke Mall Kelapa Gading untuk menyantap Waffle dan berburu pernak-pernik.
Kemudian, tanggal 30 Desember 2013, masih bersama orang yang sama, kami pergi ke Tambun untuk mengantar kakak Ibuku mengurut kakiknya, lalu ke Depok, kemudian hinggap di Puri Bali untuk bermalam di sana.
Sepulang dari Puri Bali, 31 Desember 2013, kami pergi ke Tanah Abang untuk kembali berburu pakaian, jilbab, bahan perlengkapan menjahit Ibuku, dan sebagainya.
Sisi wanita yang pada dasarnya memang gila berbelanja di diriku terbukti secara klinis, absolut, dan tunggal kebenarannya di tengah-tengah tumpukan baju-baju yang kubeli dengan uangku sendiri.
Aku bukan tipe orang yang terlalu memiliki banyak syarat perihal pakaian.
Asal menutup aurat dengan baik dan benar, akan aku pakai.
Dan selama ini selalu Ibuku yang berperan aktif mengenai pakaianku, mulai dari rok, baju, gamis, jilbab, dan sebagainya.
Terkadang beliau membuatkan sehelai atau dua helai atau tiga helai gamis untukku :D
Atau terkadang beliau beli di Tanah Abang sekali waktu saat ia mencari keperluan menjahitnya.
Sehingga aku hanya terima jadi saja mengenai pakaian, karena Ibuku pun mengerti seleraku dan tidak ambil pusing dengan pilihanku.
Aku suka, silahkan pakai. Aku tidak suka, Ibuku yang memakai. Begitu juga sebaliknya :D
Saat berbelanja di Tanah Abang 31 Desember 2013 lalu, aku tahu aku benar-benar kalap.
Ibuku membiarkan karena awalnya, uang yang kupunya akan aku gunakan untuk perawatan diri, seperti creambath, pedicure menicure, make a new hair cut, dan sebagainya.
Tetapi Ibuku melarang habis-habisan rencana itu, beliau lebih prefer uang itu dijadikan barang-barang, dan aku memutuskan untuk membeli banyak baju, hehe.
Oh, di sini aku tidak akan bercerita mengenai malam pergantian tahun.
Karena sama sekali tidak ada yang spesial dari malam itu.
Aku hanya terus mengucapkan rasa syukur karena masih diberikan nikmat yang tiada tara ini, dan aku berharap aku dapat menjadi hamba Alloh SWT yang pandai bersyukur baik dalam keadaan suka maupun duka, aamiin :)
Tanggal 1 Januari 2014, aku pergi ke rumah sepupuku yang masih kecil-kecil dan menggemaskan itu :)
Mengingat kami sudah berjanji untuk mengunjunginya karena mereka sedang libur sekolah dan tidak diperbolehkan untuk jalan-jalan sebelum Babehnya pulang dari Arab.
Selama perjalanan aku kontek-kontekan dengan Abangku dan membuat janji untuk bertemu di sana.
Rencana awal, mereka merengek minta berenang.
Tanteku, Enyak dari cilik-cilik itu, langsung menghubungi suaminya untuk mengijinkan anak-anaknya pergi, karena kebetulan di rumah pun sedang mati lampu.
Syukurnya, Babeh mengijinkan dan kami memutuskan hanya pergi ke Plaza Cibubur untuk makan siang di tempat yang diidamkan anak-anak selama ini.
Saat sedang berjalan, aku melintasi sebuah toko pernak-pernik dan mendapatkan apa yang selama ini aku cari. Here it is :))
Tanggal 2 Januari 2013 dan 3 Januari 2013, aku menghabiskan waktu di rumah karena kebetulan ada tukang sedang merapikan tanjakan rumah yang jalanannya habis diperbaiki.
Aku gunakan waktu itu untuk menulis dan membaca.
Lalu, tanggal 4 Desember 2013. Aku bersama rekan-rekan 21ku, Della dan Irfan, pergi kondangan ke pernikahan Kak Adit Angkatan 18.
Di sana, kami berjumpa banyak kakak-kakak senior kami yang secara otomatis langsung berkumpul per angkatan.
Setelah dari kondangan, kami memutuskan untuk nonton di Mall Kelapa Gading, Mall-ya sejuta umat Tanjung Priok :D
Saat menonton, Tubagus ikut serta dan setelahnya kami langsung membahas mengenai rencana perjalanan liburan kami di rentang pertengahan sampai akhir Januari.
Opsi pertama, kami akan pergi rafting di Sukabumi.
Opsi kedua, kami akan pergi naik balon udara di Taman Mini Indonesia Idah.
Opsi ketiga, kami akan bermain ice-skeating di Mall Taman Anggrek.
Opsi ke empat, bakar-bakaran di rumahku, hehe.
Entah opsi apa yang nanti akan terpilih, dari aku pribadi, Insya Alloh bisa mengikuti perjalanan liburan ini, yang refleks sering kami lakukan setelah berhasilnya kami pergi ke pulau Tidung bersama Agustus lalu :)
Asal bersama mereka, aku tidak keberatan pergi ke mana saja, bahkan ke ujung dunia :)
Dan, tanggal 4 Januari 2014 itulah di mana hari minggu tenangku berakhir.
Karena tanggal 5 Januari 2014 aku sudah harus kembali ke Bandung untuk keberangkatan travel yang jam tujuh pagi.
Sesampainya di Bandung, aku sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan sekumpulan mobil plat D lagi, aku tidak menyangka berjumpa kembali dengan kamar kosanku lagi, aku tidak menyangka aku tertidur menggunakan selimut lagi.
Esoknya pun, aku masih tidak menyangka bertemu kembali dengan teman-teman sekelas untuk mengumpulkan tugas, dan aku berguyon.
“Aku hampir lupa loh jalan dari kosan ke JICA.”
Aku pun tidak menyangka sedang menulis postingan ini di kamar kosanku.
Semalam, Dini sms aku, “Naa mbandung naa. Jangan lupa hehe.”
Aku hanya merespon, “Waduh untung diingetin :D.”
Pagi ini pun, saat bertukar kisah dengannya, aku kembali mengulang apa yang aku rasakan.
“Aku benar-benar tidak menyangka loh ada di sini lagi.”
Sehebat itukah pengaruh Jakarta padaku? Entahlah.
Yang jelas aku benar-benar fresh dan ringan melangkah saat menginjakkan kaki di kota Bandung ini.
Seringan saat aku tertawa bersama Dini, Mpit, Parlin, dan Faridhul di kamar asrama putra nomor 20 sepulang dari Borma tadi saat memainkan dan menyusun tempelan Glow in The Dark yang aku beli :)
-d-

