So many words to declare, to explain, to speak out.
Tapi bingung harus diugkapkan di mana.
Di status facebook, pasti kepanjangan.
Twitter gapunya, bodolah kalo ketinggalan jaman hehe.
Jadi paling hanya saya ungkapkan pada Dzat yang paling saya cintai.
Allah SWT.
Tenang rasanya, lega hati ini.
Tapi masih ada satu hal yang masih mengganjal.
Sebuah percakapan dua insan.
"Bisa kamu jelaskan ke aku bagaimana caranya untuk pergi?"
"Tergantung ke mana tujuanmu akan pergi."
"Tapi aku tidak menemukan tempat lain selain ke kamu."
"Memang kamu mau pergi dari aku?"
"Ya, sesak rasanya selalu ada di sisimu."
"Kalau begitu, aku akan memberi tahu kamu bagaimana caranya kamu pergi. Tapi dengan satu syarat."
"Apa?"
"Ajak aku ke mana pun kamu pergi."
"Kenapa?"
"Apa alasan penting untukmu? Aku rasa tidak. Karena bagi aku, alasan hanya akan memberikan banyak perbatasan. Itu sebabnya aku tidak bertanya kenapa kamu sesak jika selalu berada di sisiku, karena aku yakin aku bisa menghilangkan rasa sesak itu."
Bagaimana percakapan itu?
Biasa saja atau berlebihan atau memberikan suatu pelajaran?
Ah, rasanya biasa saja, bukan?
Satu lagi yang ingin saya tuliskan di sini.
Kalau saya sudah benar-benar melepasnya.
Ya, melepas dia yang menjadi segala sumber inspirasi saya.
Sepi rasanya, hampa, setelah saya menyerah.
Sampai-sampai saya terlalu takut untuk menatap orang lain selain dirinya.
Tapi satu hal yang saya rasakan.
Bahwa saya benar-benar lega.
Terasa ringan rasanya jika saya melangkah.
Melangkah untuk menatap masa depan saya.
Mmm, apa lagi ya yang ingin disampaikan?
Belum terpikirkan.
Tapi mungkin besok Insyaallah saya akan memosting sebuah lagu, hehe.
-d-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar