Bismillahirrohmanirrohiim

Bismillahirrohmaanirrohiim
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Senin, 25 November 2013

Berawal Dari Sebuah Mimpi

"Muhammad Faridhul Akbar."
"Mbehal?"
". . ."



Begitu banyak hal yang tiba-tiba terpikirkan pagi ini.
Memimpikan orang yang dekat dengan kita berujung dengan membenci kita cukup untuk memberi label nightmare pada mimpiku.
Dulu, bahkan terkadang mimpi tersebut masih suka menghinggapi,
Aku memimpikan pemegang hatiku sejak delapan tahun lalu itu membenciku.
Aku menyuarakan apa yang ada dipiranku.
Aku bertanya tanpa tedeng aling-aling padanya, "Apa kamu membenciku?"
Dia hanya merespon dengan membercandai aku dan berakhir dengan suasana hatiku yang membaik karena polahnya.
Kali ini, malamku dihinggapi mimpi yang sama.
Sudah dua malam berturut-turut.
Hanya saja aku memimpikan Faridh yang membenci aku.
Maka dari itu sejak pagi aku begitu takut menatap wajah apalagi matanya.
Aku tidak ingin melakukan hal-hal yang tanpa aku sadari membuat dia membenciku seperti di mimpi itu.
Karena bagiku, mengetahui ada seseorang yang membenciku merupakan hal yang tidak mudah, aku harus mencari cara agar orang tersebut tak lagi mempunyai rasa benci itu terhadapku.
Dulu Faridh memang pernah berjanji, apa pun yang terjadi antara kami, tidak akan membuat dia berujung dengan membenciku.
Aku yang membuatnya berjanji seperti itu.
Walau aku menemukan keseriusan saat dia berjanji, aku masih dihinggapi rasa takut dan aku butuh memastikan sekali lagi setelah datangnya mimpi ini.
Maka aku ingin tahu apa dia masih ingat dengan janjinya dulu.
Banyak kata-kata yang sudah aku rangkum untuk dibicarakan dengannya.
Tetapi saat aku hendak bicara, keberanian dalam diriku menghilang dan menciut entah ke mana.
Saat aku berhadapan dengannya pun, mulutku terkunci rapat-rapat untuk menahanku bicara selain apa yang memang perlu dibicarakan dengannya.
Bahkan saat dia mulai membercandai aku dengan mengukur tinggi badanku menggunakan rentangan tangannya, berusaha untuk mencairkan suasana.
Ya mungkin aku memang tidak diberikan kesempatan bicara mengenai mimpiku ini dengannya.
Karena memang bukan sesuatu yang penting untuk dibicarakan dan bukanlah sesuatu yang penting untuk dikhawatirkan.
Mengingat dia sudah berjanji padaku . . .

NB : Oh ya, ngomong-ngomong siapa itu Muhammad Faridhul Akbar a.k.a Faridh atau Idhul?
Ladies and gentlemen, please welcome a friend of mine, my classmate in college, the most handsome island boys, and the best guy of this world have ever had.

-d-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar