4 Desember 2011
"Demo ituuu mantep (y)" kataku pada salah satu sepupuku yang berpengalaman dalam hal ini.
"Ikut?" Tanyanya.
"Kagak hehe.cuma simulasi sih tadi."
"Asal tujuannya jelas n caranya tepat ya ga masalah ikut... Kritis yang penting."
Ya, itulah saran dari seorang yang dulunya aktivis kampus karena sekarang sudah lengser.
Jujur aku sendiri sebenarnya penasaran akan demo itu sendiri.
Karena jika dilihat dari sisi pandang tahun dulu,
Jika terjadi sebuah perubahan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan setelah aparat pemerintah didemo, para demonstran langsung bahagia luar biasa.
Merasa benar-benar berjasa bagi ribuan rakyat Indonesia yang ter'dzalimi' oleh kebijakan pemerintah yang notabene justru membuat Indonesia semakin tertarik gravitasi #read : karam, terpuruk, atau apa pun semacamnya.
Lalu kalau dilihat dari sudut pandang di jaman 'segala ada' dan elektronik merajalela,
Para demonstran dianggap hanya mencari sensasi.
Entah bagaimana paradigma itu serentak terbentuk dan melekat di kepala seluruh rakyat Indonesia.
Lalu bagaimana dengan pendapat saya sendiri?
Saya sependapat dengan sepupu saya.
Saya pikir banyak hal yang bisa ditempuh selain demo.
Memang begitu banyak yang harus diubah pada segala sistem dan aspek di negeri ini,
Tapi kenapa kita tidak mulai dari mengubah diri sendiri dulu yang notabene begitu vital?
Dan yang paling penting jangan pernah berani aksi tanpa menawarkan penyelesaian.
Itu sama saja menyerahkan diri ke medan perang tanpa senjata sama sekali.
Yang bisa langsung terinjak dan lebih ironisnya langsung "Mati"
Saya tidak dapat berkomentar apa-apa tentang politik negeri ini.
Karena saya termasuk orang yang apatis untuk masalah politik.
Saya hanya bisa tersenyum masam karena masalah krisis yang mendarah daging di perpolitikan Indonesia yang dari dulu eksis adalah tidak jauh dari masalah Para Tikus Berdasi.
Saya diam bukan berarti saya tidak 'Care' dengan seluk beluk negeri ini, apalagi kalau sudah soal Pendidikan dan Kebudayaan.
Saya tidak akan tinggal diam.
Jelas saya memutar otak.
Untuk menyelamatkan negeri ini dari ambang kehancuran dengan cara saya sendiri.
Amin Insya Alloh.
"Kobarkanlah, dalam dada, semangat jiwa Pancasila,"
-d-
hidup tiada mungkin tampa perjuangan
BalasHapustanpa pengorbanan mulia adanya..
gue lanjutin din.