Bismillahirrohmanirrohiim

Bismillahirrohmaanirrohiim
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Minggu, 06 Oktober 2013

Dan Tentang Seseorang . . .

Aku ingin bercerita tentang seorang anak manusia.
Terkait sosok adam ini, aku merasa benar-benar percaya dengan kalimat:
Don’t judge a book by its cover.
Awalnya melihat dia, aku yakin dia adalah sosok yang introvert.
Dengan segala diamnya, dengan segala kehati-hatiannya.
Tetapi aku selalu dibuat mengerutkan kening jika mendengar respon dari pertanyaanku tentang dia.
“Apa? Dia pendiam? Kata siapa?!”
Kata-kata itulah yang selalu aku dengar, disertai dengan tertawaan, dari sahabat-sahabatnya sejak SMA.
Karena complicated things yang membuatku sering menghabiskan waktu bersamanya,
Aku mulai merasa ada yang salah dengan sosok ini.
Seonggok nyawa tak berjiwa karena diamnya jika di hadapan semua orang.
Tetapi bisa menjadi orang lain dengan kehangatan jika sudah bersama sahabat-sahabatnya.
Aku benar-benar dibuat tidak mengerti dan mulai merasa kesal.
Karena aku menganggap dia bersembunyi dibalik topengnya.
Sekali waktu, aku diberi kesempatan untuk mengobrol berdua dengannya.
Mungkin karena saat itu di kerumunan orang-orang sekitar kami, hanya aku yang paling dikenalnya.
Aku bertanya satu hal padanya untuk memecah keheningan dan mencairkan suasana.
“Ini luka kenapa?” tanyaku sambil menunjuk kakinya.
Dia tersenyum dan mulai menjelaskan asal-usul dia mendapatkan luka tersebut.
Kemudian menjelaskan tentang luka-lukanya yang lain.
Berujung ke makanan kesukaannya, keadaan keluarga dan rumahnya, dan sebagainya.
Tak terlewatkan pula ia bercerita padaku tentang seorang gadis yang pernah dekat dengannya.
Dari sebuah luka, ke sebuah kehidupan.
Seolah ia mulai membuka jendelanya untukku.
Aku tercenung saat mendengar opininya mengenai satu hal,
Yang aku tahu kontra dengan orang-orang di sekelilingnya.
“Justru, kalau aku tidak melakukan hal itu, aku adalah orang yang paling jahat.”
Aku benar-benar memikirkan kata per kata yang ia uraikan.
Yang semakin lama justru membuatku semakin menciut.
Karena pandanganku mengenai dirinya begitu salah besar.
Aku berani bertaruh orang-orang di sekitar pun berpikiran yang sama sepertiku pada awalnya.
Sejak saat itu, ia benar-benar mencair padaku.
Ia mulai sering melucu dan bernyanyi asal-asalan, bahkan buang gas di depanku.
Ia mulai sering mengeluarkan sifat aslinya.
Tidak perlu aku tanya, jika ia ingin bercerita, ia akan membuka bibirnya untuk itu.
Dan aku selalu siap pasang telinga, berharap berekspresi dan merespon di saat yang tepat.
Saat ini, aku menjadi salah satu orang yang tertawa jika ada yang bertanya,
“Dia pendiam ya orangnya?”
Dia baik, itu sudah jauh lebih dari cukup untukku merasa nyaman berteman dengannya.
Terkadang memang lucu untuk mengambil kesimpulan terlalu cepat.
Tanpa terjun langsung ke TKP dan merasakan sensasinya :)

-d-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar