Bismillahirrohmanirrohiim

Bismillahirrohmaanirrohiim
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Jumat, 04 Oktober 2013

Karya . . . Sastra :)

“Bukan maksudku mau berbagi nasib, nasib adalah kesunyian masing-masing.”
“Aku susah tidur. Orang ngomong, anjing gonggong, dunia jauh mengabur.”

Dua penggal kata-kata yang dikutip dari buku Aku-nya Suman Djaja tentang Chairil Anwar.
Di dalam film Ada Apa Dengan Cinta.
Film lama banget, dulu nonton saat aku kelas tiga SD, satu deret sama keluarga besar.
“Lo mau diwawancara sekarang? Basi! Madingnya udah siap terbit!”
“Terus kalau lo ngerasa aneh di tengah keramaian begini, salah siapa? Salah gue? Salah temen-temen gue? Gue tanya!”

Itulah dialog-dialog yang aku ambil dari film tersebut.
Dua insan yang sama-sama menyukai karya sastra.
Dulu, bagiku pribadi, mengenal sastra ketika disuruh membuat puisi.
Entah mengapa, aku langsung terkagum-kagum dengan diksi.
Aku terpesona dengan perpaduan kata-kata harmonis.
Dan pada akhirnya membentuk barisan-barisan kalimat manis yang begitu menggoda.
Di situlah, aku mulai mempelajari sastrawan-sastrawan Indonesia.
Berawal dari mempelajari puisi-puisi mereka.
Dari Chairil Anwar, Rendra, Taufiq A Ismail, dan lain-lainnya.
Menurutku, mereka bergitu cerdas dalam menyatupadukan diksi-diksi tersebut.
Tidak dapat dijelaskan bahkan jika ditinjau dari segi majas atau tanda baca juga irama.
Kemudian, aku mulai memaknai film Ada Apa Dengan Cinta.
Puisi-puisinya yang begitu memukau alasan utamaku.
Dan aku juga mulai mengerti makna dari setiap dialog yang terucap.
Tidak puas kalau hanya membaca dan mengagumi karya sastra,
Aku memberanikan diriku untuk membuat puisi-puisi .
Jelas tidak sebanding dengan apa yang sudah para sastrawan itu perkenalkan.
Tetapi setidaknya, aku menemukan diriku begitu bernyawa,
Ingin menghabiskan waktuku untuk berkarya sastra.
Aku tidak heran jika orang-orang menganggap aku aneh,
Dengan segala ucapan, tulisan, juga tingkah laku aku.
Aku cukup mengerti saat banyak yang berpaling dari tulisan-tulisanku,
Atau bahkan dari diriku.
Justru dari semua itu aku dibanjiri oleh berbagai inspirasi.
Dan aku mulai belajar, tulisanku sama sekali tidak berarti,
Jika aku hanya mencoba menulis.
Maka aku mulai mencoba mendengarkan.
Apa pun yang semua orang ingin katakan,
Baik tentang diri mereka sendiri, maupun tentangku.
Aku dengarkan mereka dengan harapan aku berekspresi dan merespon di saat yang tepat.
Sehingga mereka dapat menemukan kenyamanan saat bercerita denganku.
Perlahan-lahan, kujadikan cerita-cerita mereka sebagai bahan tulisanku.
Dan aku harap apa yang aku lakukan tidak menjadi sebuah pengkhianatan.
Karena terkadang aku hanya ingin menuangkan apa yang sedang berkelumat,
Baik dalam pikiran maupun otakku.
Pada dasarnya aku hanya manusia biasa yang punya batasan untuk merasa lelah :)
Dan aku merasa jauh lebih dari cukup, aku bahagia.
Dengan Alloh SWT sebagai satu-satunya pendengar paling baik yang aku miliki.
Walau seharusnya aku merasa malu mengadukan segala keluh kesahkum
Dengan segala simbah dosa yang aku punya.

Fabiayyi alaai Robbi kuma tukadzdzibaan?
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
Fainna ma’al ‘usri yusran. Inna ma’al ‘usri yusran.
Sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan. Di balik kesulitan ada kemudahan.

-d-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar