Bismillahirrohmanirrohiim

Bismillahirrohmaanirrohiim
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Sabtu, 05 Oktober 2013

Pekat suatu senja jingga . . .

“Kata orang rindu itu indah. Namun bagiku ini menyiksa . . .”
Percayakah kamu dengan bintang jatuh?
Katanya dia bisa mengabulkan pintamu.
Percayakah kamu dengan angin malam?
Katanya dia bisa menyampaikan pesan.
Aku tak percaya.
Kenapa?
Rasa rindu yang begitu mendesak bagai momen impuls ini,
Rasa cinta yang bahkan aku sendiri tak dapat melihat kedalamannya,
Menjadi suatu bukti yang absolut.
Kalau kamu nyata dan akan selalu ada.
Sedangkan bintang jatuh dan angin malam itu?
Mereka identik dengan malam yang akan berganti siang.
Mereka bagian dari kefanaan.
Dan pilihanku hanya dengan mengeluarkan air mata.
Setidaknya untuk mengurangi rasa sesak yang menggebu-gebu ini.
Akan jauh lebih baik jika ruang dalam bagian kecil hatiku kosong.
Jadi aku tidak mempunyai alasan untuk selalu merasa sesak seperti ini.
Terlepas dari segala hal yang aku alami dan aku rasakan pada insan itu,
Aku sangat bersyukur telah dipertemukan olehnya.
Sosok manusia paling dingin tetapi dapat menghangatkan apa pun situasi dan kondisi
yang diri ini rasa.
Ah, bagaimana mungkin aku bisa lupa?
Senyumnya di kala senja jingga itu,
Bagai guyuran hujan bagi hatiku yang telah melewati kemarau panjang.
Malam saja mengerti bahwa ada seorang gadis, diriku,
Menyisipkan simfoni terindah untuknya.
Biar saja rindu ini menyatu dengan pekat! :)

-d-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar