Apa yang pertama kali terpikirkan jika kalian mendengar kata ‘Melayu’?
Identik dengan Upin-Ipin dan Malaysia?
Kalau kita ingat, sebenarnya Indonesia penduduknya berasal dari berbagai ras, termasuk Melayu.
Dulu, aku mikirnya juga seperti itu.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan orang-orang yang sangat kental logat dan budaya Melayu-nya.
Di perkuliahan, ada beberapa orang yang masuk UPI karena kerja sama dari pemerintah daerahnya.
Yaitu Natuna dan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Seperti Sindy, Yum, Dian, Faridh, John, Alfian, Rossi, Eza, Rino, dan lainnya.
Kepulauan Riau di sini juga berbeda dari Riau yang biasa kita dengar.
Kalau Riau ibukotanya Pekanbaru, sedangkan Kepulauan Riau ibukotanya Tanjung Pinang yang dipenuhi oleh lautan dan pulau-pulau, hanya sedikit daratan di sana.
Nah, aku mengenal Melayu dan budayanya dari mereka.
Aku merasa benar-benar exited.
Karena mendengar mereka saling bercengkrama dengan bahasa Melayu membuat aku merasa sangat nyaman.
Perlahan, aku mulai mempelajari budaya mereka.
Dari bahasa dan logatnya terutama, walau terkadang logatku suka terdengar maksa, haha.
Pernah sekali waktu aku saling bertukar pesan dan gaya-gayaan pakai bahasa Melayu.
Pada akhirnya?
Aku benar-benar dijadikan bahan tertawaan oleh mereka karena bahasaku yang rancu.
Suka senyum-senyum sendiri kalau teringat kisah itu.
Makanya walau tinggal di Bandung, aku jauh lebih familiar dengan bahasa Melayu dibanding bahasa Sunda.
Sedikit demi sedikit aku mulai mengerti jika mereka saling bercengkrama dengan bahasa Melayu.
Mereka juga tidak ragu untuk berbicara Melayu denganku.
Mendengarkan mereka bicara benar-benar terasa sehat di telinga.
Karena banyak waktu yang sering kuhabiskan bersama mereka,
Aku, Mpit, dan Dini pun jadi suka ikut-ikutan pakai logat dan bahasa mereka.
Aku memutuskan membuat novel tentang mereka, tetang kami.
Dengan segala informasi yang aku punya, aku memberanikan diri.
Sayangnya saat dikirim ke penerbit, tidak lolos :(
Kecewaku terbayar karena mereka semua penasaran dan membaca karyaku yang seadanya itu.
Intinya, aku senang berada di tengah-tengah perbedaan budaya itu.
Sunda dan Melayu yang menyatu padu, menurutku itu dua hal yang sangat indah.
Tak jarang aku terinspirasi dari mereka :)
-d-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar