Bismillahirrohmanirrohiim

Bismillahirrohmaanirrohiim
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Jumat, 28 Februari 2014

Tragedi 'Stiletto'

Selasa, 17 September 2013.
Hari ini adalah hari terkonyol.
Mengingat sudah beberapa hari kemarin pakai stiletto,
Maka hari ini meyakinkan diri dan meneguhkan tekad untuk memakainya lagi.
Terlepas dari pikiran tiada hari tanpa jatuh atau keseleo.
Aku membuang jauh-jauh pikiran itu.
Akhirnya, sambil menarik napas dalam-dalam, melangkahlah aku pergi ke kampus.
Satu menit, dua menit, tiga menit, aman terkendali.
Menit keempat, keseimbangan tubuh mulai goyah.
Oke, aku keseleo satu kali, langung disergap rasa malu.
Keseleo dua kali, semakin malu karena hak-nya mulai goyah.
Keseleo tiga kali, BLASSSHHH!!!
Hak-nya beneran copot, Pemirsah!
Mencoba untuk stay cool dan menenangkan diri.
Orang pertama yang terpikirkan, Rizky Fitriani.
Tetapi diduga dia sepertinya sudah sampai di kampus.
Maka langsung merubah haluan dan tujuan.
First, telepon Sindy. Oke, no answer.
Sindyyy, where are you exactly?
Second, telepon Yum. Oh my, no answer.
Oke, pada akhirnya memutuskan untuk mencoba menelepon Rizky.
Langsung lemas saking bahagianya karena saat bunyi nada sambung pertama, terdengar suara
“Halo? Iya, Din?”
Maka terjadilah sebuah dialog singkat saat itu.
“Mpit, sudah di mana?”
“Ini sudah di Gymnas. Ada apa?”
“Mpit, sepatu aku patah. Tapi aku sudah di depan Isola. Mau lanjut kuliah, malu banget. Mau balik ke kosan, kejauhan.”
“Yah, gimana dong? Mpit nggak bawa kunci kosan lagi. Mau pakai sepatu Mpit? Tapi ada hak-nya juga.”
“Itu kan sepatu baru. Aku nggak enak sama kamunya. Sindy sudah berangkat belum, ya? Aku telepon dia sama Yum, nggak ada yang jawab.”
“Mpit nggak tahu, Din. Nggak lihat soalnya.”
“Ya sudah, aku coba telepon Sindy lagi ya. Makasih, Mpit.”
Harapan terakhir, Sindy please angkat …
“Pulsa Anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini …”
Aku kembali menenangkan diri.
Oh, mungkin karena aku dan Sindy beda kartu handphone.
Kalau ke sesama, mungkin akan cukup pulsanya.
Langsunglah menekan tombol hijau pada nama Dini Nurfadilah Ehom.
“Pulsa Anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini …”
Aku menghela napas, pasrah sepasrah-pasrahnya.
BBM-nya Sindy tidak aktif pula.
Tetapi tak lama kemudian, handphone-ku bergetar.
Tertera nama Rizky Fitriani pada layar.
“Halo, Mpit?” jawabku langsung.
“Din, aku balik belakang nih. Pakai sandal aku saja mau nggak? Ada di asrama.”
“Kamu pakai yang ber-hak itu?”
“Nggak, aku tetap pakai sepatu. Ini sandal yang biasa aku pakai. Nggak apa-apa?”
“Nggak apa-apa, Mpit, sandal aja. Makasih, ya, Mpit.”
Aku menghela napas lagi, kali ini karena lega.
Memang, hari ini Mpit berubah jadi superhero aku.
Terima kasih, Ya Alloh …
Untuk semua teman-temanku, terima kasih ya …
Atas kehadiran kalian yang sudah mewarnai hari-hariku :D
-d-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar