Bismillahirrohmanirrohiim

Bismillahirrohmaanirrohiim
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Rabu, 28 Desember 2011

Ibu, Momma, Omma, Mom, Mami, Bunda.

Suatu hadist shahih berbunyi
Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih)


Iwan Fals - Ibu

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah

Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu

Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....

Melly Goeslaw - Bunda

kubuka album biru
penuh debu dan nusa
kupandangi semua damba diri
kecil bersih, belum ternoda...


fikirku-pun melayang
dahulu penuh kasih
kudengar semua cerita orang,
tentang riwayatku...


*kata mereka diriku slalu dimanja
kata mereka diriku slalu ditimang


nada nada yang indah
slalu terurai darinya
tangisan nakal dari bibirku
tak-kan jadi deritanya

tangan halus dan suci
telah mengangkat tubuh ini
jiwa raga dan seluruh hidup
rela dia berikan...


*kata mereka diriku slalu dimanja
kata mereka diriku slalu ditimang


ooh bunda ada dan tiada dirimu
kan selalu ada di
dalam hatiku...



Baru saja saat mendengar intro dari lagu Melly, air mata ini langsung menitik.
Bukan karena apa-apa.
Namun karena teringat dosa yang bahkan tidak akan ada habisnya jika dibandingkan dengan segala pengorbanan Beliau.
Ya, Ibuku.
Tidak dapat berkata-kata untuk berjanji membalas segala pengorbanan Beliau.
Namun, aku tancapkan dalam hati dan aku membulatkan tekad, Insya Alloh, kalau aku akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk kebahagiaan Beliau dan kehidupannya.
Tak akan aku biarkan senyum itu lepas dari wajah yang entah bagaimana memberikan kehangatan saat melihatnya.
Dan tak akan pernah aku berhenti berdoa,



"Ya Alloh Ya Robb, hamba mohon dengan amat sangat, berikan Ibuku tempat terindah di surga-Mu kelak, Aamiin Allohuma aamiin."






-d-

Senin, 26 Desember 2011

Perempuan

Perempuan Datang Atas Nama Cinta
Bunda Pergi Karena Cinta
Digenangi Air Racun Jingga Adalah Wajahmu
Seperti Bulan Lelap Tidur Di Hatimu
Yang Berdinding Kelam Dan Kedinginan
Ada Apa Dengannya ?
Meninggalkan Hati Untuk Dicaci
Lalu Sekali Ini Aku Lihat Karya Surga
Dari Mata Seorang Hawa
Ada Apa Dengan Cinta ?
Tapi Aku Pasti Akan Kembali Dalam Satu Purnama
Untuk Mempertanyakan Kembali Cintanya
Bukan Untuknya Bukan Untuk Siapa
Tapi Untukku...
Karena Aku Ingin Kamu
Itu Saja...


Masih ingat penggalan puisi di atas?
Ya, tepat. #apasih.
Itu adalah sepenggal puisi yang ditulis Rangga khusus untuk Cinta.
Kalau sudah dengar nama Rangga dan Cinta, langsung berputar doong memori ke sebuah film yang dibintangi aktor dan aktris yang luar biasa itu?
Ya, film dengan judul Ada Apa Dengan Cinta? yang sempat menjadi hits di jaman saya masih ingusan dan sama sekali masih belum ngerti MADING itu apa, haha.
Well, balik ke puisinya.
Siapa sih perempuan yang nggak kelepek-kelepek kalau dikasih puisi begitu?
Dan ya, itu berlaku juga untukku.
Pasti akan langsung timbul rona seperti buah apel.
Atau bahkan tersenyum sendiri.
Namun, apakah itu berarti sudah siap akan segala resiko ditinggalkan dan menunggu tanpa kepastian?
Itu yang terjadi padaku (;
Miris ya?
Enggak kok biasa aja #please, Diiiinnn.
Yasudahlah, hanya ingin menepati janji.
Kalau saya tidak ingin diganggu gugat dengan hal melankoli seperti ini.
I don't have time for a kind of things called ROMANCE (;

-d-

Selasa, 13 Desember 2011

Dua Satu Dua Satu Dua Satu.

Dua satu.
21.
Twenty one.
Dua kata yang cukup mewakili perasaan rindu yang membabi buta ini.
Karena dulu, tiada hari tanpa mereka.
Dan sekarang, aku berasa seorang diri di hutan belantara yang tak ada ujungnya.
Berada di labirin jalan yang membodohkan.
Tapi aku percaya, segalanya bulat.
Karena segala hal yang kita lakukan akan membuat kita kembal ke titik permulaan.
Hanya bisa menyebut nama itu tiga kali ;)

Here is a song for you, Guys . . .


Avril Lavigne - Wish You Were here


G
I can be tough
D
I can be strong
Em C
But with you, It's not like that at all

G D
Theres a girl who gives a shit
Em
Behind this wall
C
You just walk through it


[refrain]

G
And I remember all those crazy thing you said
D
You left them running through my head
Em
You're always there, you're everywhere
C
But right now I wish you were here

G
All those crazy things we did
D
Didn't think about it just went with it
Em
You're always there, you're everywhere
C
But right now I wish you were here

[chorus]

G
Damn, Damn, Damn,
D
What I'd do to have you
Em
Here, Here, Here
C
I wish you were here

G
Damn, Damn, Damn,
D
What I'd do to have you
Em
Near, Near, Near
C
I wish you were here.


SAME CHORDS ( G D Em C)

I love the way you are
It's who I am don't have to try hard
We always say, Say like it is
And the truth is that I really miss



[refrain] SAME CHORDS ( G D Em C)


All those crazy thing you said
You left them running through my head
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here

All those crazy things we did
Didn't think about it just went with it
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here


[chorus] SAME CHORDS ( G D Em C)


Damn, Damn, Damn,
What I'd do to have you
Here, Here, Here
I wish you were here

Damn, Damn, Damn,
What I'd do to have you
Near, Near, Near
I wish you were here.

[bridge] (NO CHORD)
No, I don't wanna let go
I just wanna let you know
That I never wanna let go
Let go, Oh, Oh,

No, I don't wanna let go
I just wanna let you know
That I never wanna let go
Let go, Let go, Let go...

[chorus] SAME CHORDS ( G D Em C)

Damn, Damn, Damn,
What I'd do to have you
Here, Here, Here
I wish you were here

Damn, Damn, Damn,
What I'd do to have you
Near, Near, Near
I wish you were here.


-d-

Kelly Clarkson - Breakaway

Usually, some people wants to share what they feel but don't know how to use the alphabets as same as they feel.
They don't know how to make the words to be correspondent.
Or maybe the words are not enough to tell every step they take.
In conclusion, they use a song that is related enough with their feelings, including me :)

Kelly Clarkson - Breakaway

Grew up in a small town
And when the rain would fall down
I'd just stare out my window
Dreaming of what could be
And if I'd end up happy
I would pray (I would pray)

Trying hard to reach out
But when I tried to speak out
Felt like no one could hear me
Wanted to belong here
But something felt so wrong here
So I prayed I could break away

[Chorus:]
I'll spread my wings and I'll learn how to fly
I'll do what it takes til' I touch the sky
And I'll make a wish
Take a chance
Make a change
And breakaway
Out of the darkness and into the sun
But I won't forget all the ones that I love
I'll take a risk
Take a chance
Make a change
And breakaway

Wanna feel the warm breeze
Sleep under a palm tree
Feel the rush of the ocean
Get onboard a fast train
Travel on a jet plane, far away (I will)
And breakaway

[Chorus]

Buildings with a hundred floors
Swinging around revolving doors
Maybe I don't know where they'll take me but
Gotta keep moving on, moving on
Fly away, breakaway

I'll spread my wings
And I'll learn how to fly
Though it's not easy to tell you goodbye
I gotta take a risk
Take a chance
Make a change
And breakaway
Out of the darkness and into the sun
But I won't forget the place I come from
I gotta take a risk
Take a chance
Make a change
And breakaway, breakaway, breakaway

Try to find this song and listen,
And be ready with the spirit that amazingly increase ;)
Be ready to try your best in this life,
And be ready to flyyyy ;)


-d-

Jumat, 09 Desember 2011

Merintih

Lelah.
Ya, diri ini begitu lelah.
Lelah untuk mengerti.
Lelah untuk berspekulasi.
Lelah untuk menggapai.
Lelah untuk menanam.
Lelah untuk menerka.
Lelah untuk bersua.
Lelah untuk ber asa.
Lelah untuk menjelma.
Lelah untuk melawan.
Lelah untuk menahan.
Lelah untuk merasakan.
Lelah untuk menerkam segala kelelahan itu sendiri.
Lelah untuk menelan segala kelelahan itu.
Lelah untuk membuat segalanya abu-abu, bahkan putih.

Intinya, saya lelah.
Saya SAKIT.

-d-

Kamis, 08 Desember 2011

Pertemuan Singkat

Gm D# F
pertemuan singkat
Gm D# Bb F
dan berjalan sangat cepat
Gm D# F
tidak disangka
Gm D# Bb F D#
aku langsung terhipnotis olehmu

[Reff]

Gm D#
setidaknya kamu
Bb F D
sempat menjadi milikku
Gm D#
meskipun tak lama hal itu
Bb F D#
telah membuat ku bahagia..oh

Gm D# F
kau buat hidupku
Gm D# Bb F
tak berarti tanpa kamu
Gm D# F
kini kau menghilang\
Gm D# Bb F D#
dan aku terhipnotis olehmu

Kembali Ke : [Reff],[Bridge]

[Bridge]

D# F Gm
dengan masalah besar (dihadapi)
F D# F
segitu saja perjuanganmu (untukku)

Kembali Ke : [Reff]

Outro :

Gm D# F
pertemuan singkat
Gm D# Bb F D# Bb
dan berjalan sangat cepat



Why do I post this song?
Bacause this song remind me of him.
I met him, about two weeks ago when I went to Jakarta.
My best friend (;
And yeah, it was a very short meeting.
But I couldn't do anything to make him stay.
In addition, I really wanted to share anything with him.
At least, I want to hear his story.
But, unfortunately, he was sick :')
Just want you to know,
that I will always be there for you :)

-d-

Senin, 05 Desember 2011

ACTION !!!

4 Desember 2011

"Demo ituuu mantep (y)" kataku pada salah satu sepupuku yang berpengalaman dalam hal ini.
"Ikut?" Tanyanya.
"Kagak hehe.cuma simulasi sih tadi."
"Asal tujuannya jelas n caranya tepat ya ga masalah ikut... Kritis yang penting."

Ya, itulah saran dari seorang yang dulunya aktivis kampus karena sekarang sudah lengser.
Jujur aku sendiri sebenarnya penasaran akan demo itu sendiri.
Karena jika dilihat dari sisi pandang tahun dulu,
Jika terjadi sebuah perubahan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan setelah aparat pemerintah didemo, para demonstran langsung bahagia luar biasa.
Merasa benar-benar berjasa bagi ribuan rakyat Indonesia yang ter'dzalimi' oleh kebijakan pemerintah yang notabene justru membuat Indonesia semakin tertarik gravitasi #read : karam, terpuruk, atau apa pun semacamnya.
Lalu kalau dilihat dari sudut pandang di jaman 'segala ada' dan elektronik merajalela,
Para demonstran dianggap hanya mencari sensasi.
Entah bagaimana paradigma itu serentak terbentuk dan melekat di kepala seluruh rakyat Indonesia.
Lalu bagaimana dengan pendapat saya sendiri?
Saya sependapat dengan sepupu saya.
Saya pikir banyak hal yang bisa ditempuh selain demo.
Memang begitu banyak yang harus diubah pada segala sistem dan aspek di negeri ini,
Tapi kenapa kita tidak mulai dari mengubah diri sendiri dulu yang notabene begitu vital?
Dan yang paling penting jangan pernah berani aksi tanpa menawarkan penyelesaian.
Itu sama saja menyerahkan diri ke medan perang tanpa senjata sama sekali.
Yang bisa langsung terinjak dan lebih ironisnya langsung "Mati"
Saya tidak dapat berkomentar apa-apa tentang politik negeri ini.
Karena saya termasuk orang yang apatis untuk masalah politik.
Saya hanya bisa tersenyum masam karena masalah krisis yang mendarah daging di perpolitikan Indonesia yang dari dulu eksis adalah tidak jauh dari masalah Para Tikus Berdasi.
Saya diam bukan berarti saya tidak 'Care' dengan seluk beluk negeri ini, apalagi kalau sudah soal Pendidikan dan Kebudayaan.
Saya tidak akan tinggal diam.
Jelas saya memutar otak.
Untuk menyelamatkan negeri ini dari ambang kehancuran dengan cara saya sendiri.
Amin Insya Alloh.

"Kobarkanlah, dalam dada, semangat jiwa Pancasila,"

-d-

Rabu, 30 November 2011

Ego yang menghunus.

"Kamu egois, Din."
Mungkin itu adalah salah satu keluhan yang akan terlontar dari orang-orang terdekatku.
Tak tahu diri.
Tak tahu diuntung.
Dan pasti banyak lagi.
Karena dalam satu sisi, aku terbiasa dengan segala penolakkan.
Dan dalam sisi lain, aku benci penolakan.
Namun sampai sekarang aku masih belum menemukan seberapa dominan hal itu pada diriku.
Kepekaan.
Kepedulian.
Itulah yang sedang aku gali.
Yang sedang aku cari.
Dari dalam diri yang hina ini.
Aku terbiasa mengurung diriku dalam jerat yang tak aku biarkan orang lain menjamahnya.
Dan ketika aku dihadapi dan menghadapi keadaan di mana aku harus melepas jerat itu,
Aku limbung.
Aku linglung bagai anak itik kehilangan induknya.
Tak tahu arah.
Buta.
Aku butuh sandaran.
Aku butuh tempat sebagai pelipur segala keluh kesah dan kelemahanku.
Aku butuh penuntun.
Aku butuh alarm, bahkan sirine, agar bunyinya memekakkan telingaku dan menamparku hingga aku sadar kalau aku telah menghunus seseorang karena salah jalan.
Dan aku tahu, itu semua bisa aku raih dengan berpegang teguh pada Al-Quran dan Al-Hadist.
Tetap mentauhidkan Allah SWT.
Memperbaiki segala amal ibadahku.
Sehingga aku tak merasa sendiri.
Aku tak merasa jatuh.
Aku tak merasa kehilangan arah.
Karena Allah terpatri, terhunus dalam-dalam, di hati, pikiran, jiwa, dan raga ini.

Untuk orang-orang terdekatku.
Mungkin kata maaf tidak akan beguna sama sekali.
Apalagi bagi kalian yang benar-benar sudah tersakiti olehku.
Tapi aku sedang berikhtiar.
Belajar,
Untuk dapat memperbaiki, membenahi, masing-masing dari hati kalian yang telah terkikis oleh segala perkataan dan sikapku.
:')

-d-

Selasa, 29 November 2011

This is real, this is me.

Aku ini ...
Aku ini kupu-kupu.
Yang berawal dari ulat yang membuat banyak manusia bahkan membuangku namun akhirnya aku buktikan kalau keindahanku tak ada duanya jika direstui Allahku.
Aku ini angsa.
Yang dengan anggun mengepakkan sayap-sayapnya di saat yang paling tepat.
Aku ini rajawali.
Yang bukannya takut menghadapi badai, namun menerjang badai tersebut dengan terbang di atasnya.
Aku ini ombak.
Terlihat menakutkan namun tanpa ombak tak akan ada yang mencintai laut.
Aku ini bola kaca.
Jika digenggam erat-erat tentu akan pecah namun jika benar-benar dilepas, aku akan menggelinding.

Aku heran dengan pola pikir manusia jaman sekarang.
Yang bersikap ingin menjadi sosok lain yang bukan dirinya.
Apa karena mereka malu?
Atau mungkin tabiatnya memang buruk?
Atau mungkin ini merupakan senjata atau alat untuk dapat mempelajari medan kehidupan yang baru?
Kenapa mereka tidak menunjukkan saja tabiat asli mereka?
Tunjukkan kalau AKU ya memang AKU apa adanya.
Apa untungnya bersembunyi di balik sosok lain?
Nyaman kah seperti itu?
Hidup penuh kepalsuan, kepura-puraan.
Aku memang tidak peduli atas dasar apa mereka bersembunyi seperti itu.
Karena dari dulu, aku tetap berpendapat kalau alasan akan selalu membuat banyak perbatasan.
Namun setahu aku, kita terlahir jadi manusia adalah benar-benar untuk menjadi manusia.
Kita menjadi manusia yang memanusiakan manusia.
Yang pada hakikatnya harus terus merubah diri untuk lebih pantas, lebih layak, untuk naik derajat di sisi Allah SWT.
Bukannya bersembunyi di balik segala kepalsuan itu.
Apa salahnya kita melakukan sebuah kesalahan yang bisa membuat diri kita jauh lebih baik dan belajar?
Apa puas dengan segala kesempurnaan palsu?
Jika segala sesuatu di dunia ini tabiatnya atau mungkin nilainya baik,
Tidak akan pernah ada manusia yang akan mau belajar dan berusaha untuk menjadikan diri lebih baik.
Padahal kita semua tahu dan mengerti, satu-satunya hal yang mutlak sempurna adalah Allah Subhanahuwata'alla, pemilik dan pemelihara alam semesta ini, jagad raya ini.
Ubahlah segala hal yang dapat kita jangkau ke arah yang jauh lebih baik.
Bukan merubah segala hal yang ada di luar jangkauan kita.
Jangan buang waktumu hanya untuk ber 'acting' di dunia yang penuh sandiwara ini.
LAKUKAN !!!
Keep Survive !!!
No limitation (:

-d-

Senin, 28 November 2011

99 Cahaya di Langit Eropa

Atas izinnya, saya posting sebuah resensi buku.
Tapi lebih tepatnya, resume dari sebuah buku.
Buku yang dengan sangat piawainya dipromosikan oleh salah satu sahabatku.
Mungkin dia tahu aku penggila buku, mungkin.
Atau lebih mungkin lagi dia tahu aku penggila Agamaku, Islamku.
Yasudah, tanpa banyak basa basi, mari kita lihat resumenya (;

Nama : Tubagus Fadillah S.L
Kelas : F
NIM : 07111356
Tugas Bahasa Indonesia



99 CAHAYA DI LANGIT EROPA



Judul Buku : 99 Cahaya di Langit Eropa: Menapak Jejak Islam di Eropa
Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Halaman : 424
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Non Fiksi, Novel Perjalanan, Novel Sejarah Islam
ISBN-13 : 9789792272741
Tanggal Terbit : 29 Juli 2011


Ringkasan cerita :

Cerita dalam novel ini dimulai jauh sebelum novel ini dibuat. Dulu ketika perang salib antara kaum muslim menghadapi kaum kristen si sebuah daerah di benua Eropa, ada soarang panglima tua yang memimpin pasukan muslim. Waktu itu, panglima tua tersebut yakin bahwa hari itu adalah hari kemenangan dia dan pasukan muslim. Dia yakin akan memenangi pertempuran ini karena telah menyiapkan berbagai macam strategi. Namun takdir berkata lain. Hari itu pasukan muslim sedang diambang kekalahan, segala macam strategi yang telah dibuat panglima tua itu tidak berjalan dengan sukses. Pasukan kristen mendapat bala bantuan dari berbagai negara. “Allah bersama kita...” Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan panglima tua itu kepada pasaukannya. Sayangnya setelah berabad-abad tahun kemudian, dia dikenal sebagai penjahat perang. Dia menyebarkan Islam bukan dengan sikap dan tutur laku yang baik, tetapi dengan pedang dan perisai....

Pertengahan Maret 2008

Hari itu adalah hari pertama Hanum (tokoh utama dalam novel ini) dan Rangga (suaminya) menginjakkan kaki di Eropa. Mereka kesana karena Rangga mendapat beasiswa untuk studi Doktoralnya di Wina, Austria. Sambil menunggu panggilan kerja di tempat Rangga sekolah, Hanum mengikuti les bahasa jerman di Wina. Disana, Hanum berkenalan dengan seorang wanita berkebangsaan Turki, Fatma namanya. Fatma bercerita bahwa di sini, Wina, wanita yang mengenakan jilbab kurang diapresiasi. Mungkin itulah alasan mengapa Fatma belum mendapat pekerjaan disana.
Hari demi hari mereka habiskan bersama. Setiap ada kesempatan, Fatma selalu mengajak Hanum berkeliling kota Wina. Suatu hari Fatma mengajak Hanum pergi ke atas gunung di Wina. Disana mereka melihat seluruh isi kota Wina. Allahhuakbar, Allahuakbar... Suara Azan Magrib terdengar dari atas pegunungan. Hanum pun sontak kaget mendengarnya. Dia heran mengapa ada suara azan di negeri yang sebagian besar penduduknya adalah non-muslim. Fatma memberitahu bahwa suara azan itu datang dari masjid Vienna Islamic Center. “Kau harus kesana.” kata Fatma.
Keesokokan harinya, mereka pergi ke museum Schoenbrunn. Museum terkenal di Wina. Disana mereka melihat berbagai peninggalan sejarah tentang kota Wina. Fatma tertuju pada salah satu lukisan di tempat itu. Di lukisan itu tertulis: Kara Mustapha Pasha; Panglima Perang; pembunuh. Fatma menangisi lukisan itu, Kara Mustapha adalah kakek buyutnya. Fatma menyayangkan tindakan sang kakek yang menyebarkan Islam dengan cara yang salah. Dengan pedang dan perisai. Fatma kemudian meyakinkan dirinya untuk menjadi ‘agen muslim yang baik’. Hari berikutnya, mereka menonton pertandingan sepakbola Piala Eropa antara Turki dengan Swiss. Dan Hari itu adalah hari terakhir Hanum bersama Fatma. Fatma mendadak kembali ke Turki.

Hanum maaf, sekarang aku di bandara Schwechat. Sebentar lagi terbang kembali ke Turki. Ada hal mendesak yang harus kuselesaikan. Semoga kita bertemu lagi. Salam.

Hanum dan Rangga kemudian pergi Vienna Islamic Center. Disana mereka bertemu Imam Hashim, pengurus dan Imam besar di masjid itu. Imam Hashim memberikan sebuah kartu nama kepada Hanum dan menganjurkan mereka untuk pergi ke Paris, Prancis, dan menemui orang yang tertera di kartu nama itu yang akan membimbing mereka disana. Menurutnya, Paris menyimpan banyak misteri tentang Islam, tak terkecuali cerita bahwa Napoleon Bonaparte adalah seorang muslim....

Paris, la ville-lumiere” ujar Rangga kepada Hanum.

Rangga akan menghadiri menghadiri sebuah konferensi di Paris. Dan itulah awal dari kisah Hanum dan Rangga di Paris. Setibanya disana, Hanum mengontak Marion Latimer, nama yang teretera di kartu nama yang diberikan Imam Hashim. Tak lama menunggu, tibalah Marion. Tanpa basa-basi mereka langsung pergi ketempat yang sudah Marion rencakan namun Rangga tidak ikut karena harus menghadiri persiapan konferensinya.
“Paris bukan hanya tentang eiffel, museum louvre, dan yang lainnya. Aku mengenal Islam justru dari sini, aku memeluk Islam karena...Paris.” begitulah kata-kata Marion mengawali perjalanan mereka. Diperjalan, Marion menunjuk salah satu patung, patung St. Michel. St. Michel, atau Mikhail adalah dewa perang bagi umat kristen. Hanum heran, mengapa malaikat Mikail yang terkenal sebagai malaikat pemberi rezeki diartikan lain oleh umat lain. Tampaknya malaikat Mikhail diterima nilai-nilai kemalaikatnya secara berbeda oleh agama lain.
Tibalah mereka di museum Louvre. Museum ini menyimpan berbagai macam karya maestro dunia. Museum ini juga menyimpan berbagai peninggalan dari zaman ke zaman, dari imperiun ke imperium yang tentunya bisa menambah pengetahuan. Hanum dan Marion masuk ke museum itu, dan seketika pula Hanum menunjuk salah satu papan penunjuk disana...

Section Islamic Art Gallery

Disana Hanum melihat berbagai macam benda-benda peninggalan Islam beserta penjelasannya dalam kaligrafi. Hanum terharu karena benda-benda bersejarah bagi Islam ini ternyata disimpan di jantung pusat peradaban benua Eropa, Paris. Ada lukisan yang sangat aneh, yaitu lukisan bunda Maria. Dalam lukisan itu hijab yang digunakan oleh bunda Maria terdapat kaligrafi yang berbunyi La Illa ha Illalah. Anehnya lukisan itu dibuat oleh seorang seniman kristen. Tampaknya seniman itu hanya meniru tulisan yang mungkin sedang tren pada masa itu, tentunya pada masa keemasan Islam.
Namun Hanum sedih karena dari sekian banyak nama seniman Islam disana, tak satupun yang dia kenali. Hanum sedih karena dia hanya mengenal seniman Barat seperti Picasso, Van Gogh, dan lainnya tanpa mengenal satupun nama seniman Islam yang tertera disana.
Marion mulai mengeluarkan bakatnya sebagai guide bagi Hanum. Marion sendiri adalah lulusan di bidang sejarah, tepatnya sejarah Islam di abad pertengahan. Marion bercerita bahwa Eropa sesungguhnya baru maju pada 5 abad terakhir saja. Jauh sebelum sekarang, Eropa adalah bangsa terbelakang dalam hal teknologi, budaya, dan ilmu pengetahuan. Pada abad itu, Islamlah peradaban yang paling maju, paling terang benderang diantara peradaban yang lainnya. Tanpa adanya ilmu pengetahuan dari kaum muslim, Eropa tidak akan semaju sekarang.
Mereka kemudian keluar dari Louvre. Tepat di pintu depan Louvre, Marion memberitahu fakta yang menarik lagi kepada Hanum. Dibelakang museum ini terdapat 5 bangunan bersejarah bagi Paris: Arc de Triomphe du Carrousel, Obelisk, Champ Elysees, Arc de Triomphe du I’Evoile dan la Defense. Jika ke 5 bangunan ini ditarik garis lurus melewati Louvre, maka akan sampai pada sebuah tempat yang sangat agung. Mekah. Arti dari dari I’Evoile sendiri adalah jalan kemenangan, dan bangunan Arc de Triomphe du I’Evoile dan Arc de Triomphe du Carrousel ini dibangun pada masa pemerintahan Napoleon Bonaparte. Inilah yang membuat Marion beranggapan bahwa Napoleon Bonaparte, sosok pahlawan besar bagi masyarakat Prancis, adalah seorang Muslim. Benar atau tidak, setidaknya susunan bangunan bersejarah yang bergaris lurus menuju Mekah ini adalah bukti bahwa ini semua bukan ‘kebetulan belaka’.... Dan inilah yang mengakhiri perjalanan Hanum dengan Marion.
Setelah selesai dengan konferensinya, Rangga dan Hanum menghabiskan sisa waktu mereka di Paris dengan berkeliling ke tempat-tempat yang ‘lumrah’ dikunjungi setiap turis pada umumnya. Disela-sela perjalan, mereka menyempatkan diri untuk solat di sebuah mesjid yang berada di Paris. Sungguh perasaan yang sangat luar biasa bagi Hanum dan Rangga bisa menunaikan solat di pusat peradaban Eropa.
Mereka ingin mengunjungi Notre Dame, sebuah gereja yang sangat terkenal di Paris. Notre Dame mempunyai kesamaan bentuk dengan Mezquita, sebuah gereja (dulunya masjid) yang sangat terkenal di Cordoba. Alasan mengapa Notre Dame memiliki kesamaan bentuk mungkin karena arsitek Eropa dulu ingin menyaingi masjid Mezquita yang sangat bagus pada masa itu. Sayangnya hari itu Notre Dame tutup, dan itu adalah hari terakhir mereka di Paris karena keesokan harinya mereka harus kembali ke Wina untuk melanjutkan studi Rangga. Rangga bergumam pada dirinya sendiri jika tidak bisa memasuki Notre Dame, dirinya harus berhasil ke Cordoba.
Malam harinya di Wina, Amien Rais (ayah Hanum) menelponnya. Hanum menceritakan semua perjalanannya kepada ayahnya. Namun, ayahnya berpesan bahwa bukan perjalannya yang penting, melainkan makna apa yang bisa dipetik dari perjalanan itu. Sang ayah juga berpesan bahwa dirinya sudah tidak mungkin untuk berkeliling dunia, oleh karena itu, dia meminta kepada Hanum untuk mewakili dirinya mengunjungi kota peradaban Islam termaju di Eropa, Cordoba...
Seketika itu pula Hanum membuka komputer tabletnya, berburu tiket paling murah pada Juni 2010, saat libur musim panas di kampus Rangga.

“Cordoba, kami datang....”

Kota yang penuh dengan hal yang sangat Islami, setidaknya itulah yang ada di benak Hanum dan Rangga saat tiba di Cordoba. Namun setibanya mereka disana, lagi-lagi mereka harus menghapus khayalan mereka akan kota yang dipenuhi dengan orang-orang sopan, wanita memakai jilbab, dan sebagainya. Disana mereka melihat Cordoba tidak lain hanyalah seperti kota-kota Eropa pada umumnya. Wanita yang memperlihatkan auratnya, sepasang kekasih yang berciuman di jalan umum, dan hal lainnya yang umum seperti di kota-kota Eropa lainnya.
Di Cordoba mereka langsung menuju ke tujuan utama mereka, Mezquita. Kali ini giliran Sergio, seorang lelaki tua, yang menjadi pemandu mereka di Cordoba dengan upah tiga puluh euro selama dua jam. Sergio mulai bercerita bahwa sesungguhnya ada rantai sejarah yang terputus di Eropa ini. Yaitu berkembang pesatnya peradaban Islam di Eropa dan tempat itu adalah Cordoba. Saat itu pada masa kegelapan, Cordobalah yang menjadi kota paling terang diantara semua negara Eropa. Maksud terang disini adalah terang dalam artian yang sesungguhnya. Eropa dulu adalah wilayah yang gelap, sedangkan pada masa itu Cordoba sudah menggunakan lampu dari minyak untuk menerangi kota dengan Mezquita sebagai pusat kota.
Dahulu di Cordoba, Islam, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan. Mereka tidak saling singgung dalam hal keyakinan, mereka menjunjung tinggi keadilan sosial dan Mezquita representasi dari semua itu. Mihrab yang ada di Mezquita tidak mengarah ke Mekah, bila memaksakan kesana, maka harus menghancurkan sebuah gereja yang berada di sebelahnya, dan itu tidak diinginkan oleh Al Rahman, raja Cordoba saat itu. Hanum dan Rangga sangat serius memperhatikan apa yang diucapkan oleh Sergio. Sergio berpikir seharusnya Mezquita dijadikan museum saja seperti Hagia Sophia yang ada di Turki. Sergio melanjutkan penjelasannya tentang Cordoba. Averroes (Ibnu Rushd) , Bapak Renaissance, adalah seseorang yang sangat dihormati oleh masyarakat Eropa sebagai seorang filsuf yang sangat bijaksana dan dia adalah seorang muslim. Averroes berpendapat bahwa hanya dua kekuatan utama untuk menjalani hidup dengan baik, yaitu agama dan ilmu pengetahuan. Sayangnya ilmu pengetahuan lebih mengena pada masyarakat Eropa kini. Sergio terus bercerita hingga tak terasa waktu dua jam yang dijanjikan telah hampir habis. Hanum dan Rangga merasa itu saja belum cukup untuk menuntaskan dahaga akan Islam, tetapi mereka harus kembali karena sudah berhari-hari mereka berada di Cordoba.

Dalam setiap perjalanannya, Hanum selalu menyempatkan diri untuk mengirim pesan kepada Fatma. Namun tak ada satupun surat balasan dari Fatma untuk Hanum.
Suatu ketika Hanum kaget ketika ternyata ada surat dari Fatma, Fatma Pasha. Fatma mengatakan bahwa dirinya senang mendengar kisah perjalanan Hanum. Fatma mengajak Hanum dan Rangga untuk berkunjung ke Turki, tanah kelahirannya.

“Sebagai wilayah terakhir dari usaha ekspansi agama Islam di Eropa dan sebagai akhir tujuan perjalan Islamimu di Eropa, kau harus berkunjung kesini.....Turki”

Goodbye Asia, welcome to Europe again...” bisik Rangga kepada Hanum setelah mereka menyebrangi jembatan Bosphorus, jembatan yang sangat terkenal di Turki. Jembatan ini adalah jembatan pemisah antara benua Asia dan benua Eropa.
Setelah menunggu sekitar dua jam, akhirnya orang yang ditunggu datang juga, Fatma Pasha. Kali ini Fatma lagi yang akan menjadi pemandu untuk Hanum dan Rangga. Perjalanan mereka diawali dengan mengunjungi Hagia Sophia. Kebalikan dari Mezquita, Hagia Sophia dulunya adalah sebuah gereja. Setelah konstantinopel (Istanbul) ditaklukkan oleh Ottoman, Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi masjid. Namun kini telah menjadi museum atas kebijakan pemerintahan Turki sekarang. Fatama bercerita bahwa keberhasilan pasukan muslim menaklukkan Konstantinopel adalah sebuah keberhasilan yang besar, terutama berhasil menaklukkan Hagia Sophia. Pada masa itu Hagia Sophia adalah simbol kebesaran kekaisaran Romawi. Dengan direbutnya Hagia Sophia, maka runtuhlah kewibawaan bangsa Romawi. Walaupun dialihfungsikan menjadi masjid, atas perintah Sultan Mehmed, lukisan-lukisan dan seni arsitekurnya tidak dihapus. Lukisan-lukisan seperti Bunda Maria, Yesus Kristus, dan lainnya masih ada di Hagia Sophia. Ini untuk membuktikan pada dunia bahwa Islam bukanlah agama perusak. Sampai sekarang sisa-sisa karya seni itu masih bisa dinikmati oleh manusia zaman sekarang dan keasliaan masih terpelihara meskipun ada beberapa bagian yang rusak.
Setelah mengunjungi Hagia Sophia, mereka kemudian mengunjungi Blue Mosque. Fatma bercerita bahwa Blue Mosque ini dibuat pada masa pemerintahan Sultan Mehmed. Ini dibangun untuk menyaingi Hagia Sophia.
“Tahukah kau Hanum, bahwa Islam dulu pernah berjaya untuk waktu yang cukup lama, dan sekarang kejayaan masa lalu itu sudah mulai pudar. kini banyak kalangan yang menilai bahwa Islam adalah agama yang radikal. Sulit untuk mengantisipasi itu, tapi aku sebagai seorang muslim akan berusaha sekuat mungkin untuk memberitahukan kepada mereka bahwa anggapan mereka semua salah. Karena itu akan mencoba menjadi seorang....”
“Agen muslim yang baik !!!” sambut Hanum.


Akhir cerita ini diakhiri dengan pergi hajinya Hanum Salsabiela Rais. Hanum pergi tidak dengan Rangga karena Rangga tidak mendapat izin dari tempat ia studi Doktoralnya. Hanum beranggapan bahwa pergi haji adalah undangan spesial dari Tuhan. Disanalah Hanum mengakhiri perjalanan Islaminya di Eropa.

Pergilah, jelajahi dunia, lihatlah dan carilah kebenaran dan rahasia-rahasia hidup; niscaya jalan apapun yang kau pilih akan mengantarkanmu ke titik awal. Sumber kebenaran dan rahasia hidup akan kau temukan di titik nol perjalanmu.

”Perjalan panjangmu tidak akan mengantarkanmu ke ujung jalan, justru akan membawamu kembali ke titik permulaan.”
-Hanum Salsabiela Rais-


Bagaimana, Pemirsah?
Interested to read?
The answer is suppose to be YESSS.
Because after I read this resume, I eager to read this.
Really !!!
Don't miss it (;

Big thanks to you, friend, Tubagus Fadillah Setyabudi Leksana.

Kamis, 24 November 2011

Dingin, hangat, hiasan.

Menahan rasa dingin hingga kehangatan datang.
Rasa dingin yang nyaris mematahkan tulang rusukku.
Rasa dingin yang nyaris mematahkan segala kelimbungan.
Rasa dingin yang menghancurkan hingga terbentuklah kepingan2 yang tak akan dapat tersusun kembali.
Rasa dingin yang membuat diri ini seperti tenggelam karena sangat menyesakkan.
Rasa dingin yang membekukan segala pendirian dan peradaban yang telah terpatri dalam jiwa.
Awalnya merupakan hal yang peluangnya O bagiku.
Namun kenyataannya semuanya lenyap bagai karam.
Hancur lebur bagai anai.
Karena sumber kehangatan yang bahkan mengalahkan hangatnya sinar matahari pagi.
Melainkan sumber kehangatan yang datang berupa sebuah bisikan hangat yang menyejukkan jiwa.
Sumber kehangatan yang datang berupa tatapan yang mengalahkan kekuatan gravitasi karena menjatuhkan semua yang tersapu olehnya.
Sumber kehangatan yang datang berupa senyuman yang memabukkan siapa pun yang terjamah olehnya, yang mengalahkan lautan dalam menghanyutkan sesuatu, yang melimbungkan jika tidak ada sandaran.
Sumber kehangatan yang datang berupa heroin bagiku, krn jiwanya, suaranya, bahkan aromanya sangat mengundangku.
Aku juga sangat tidak paham apa yang membuat segala kedinginan yang aku rasakan menjadi takluk pada segala kehangatan yang terpancar dari makhluk ciptaan Allah SWT yang sangat mengagumkan itu.
Kedinginan ini rasanya mematikan.
Bahkan morfin pun tak akan pernah bisa menghilangkan rasa sakitnya walau sedikit saja.
Semakin dipaksa untuk dihilangkan, maka akan semakin buta aku dibuatnya krn rasa sakitnya yang tak terhingga.
Dingin yang meluluhlantakkan jiwa ini krn kehilangan arah.
Dingin yang menusuk-nusuk, yang menggigit segala aspek hidupku tanpa ampun.
Terdengarnya sangat hiperbola dan ironis, bukan, diriku ini?
Namun, siapa yang sangka Allah memberikan aku sebuah sumber kehangatan yang bagai arus listrik krn benar-benar langsung menerjangku.
Janganlah pernah berhenti menjadi penghangat hati dan penghias hatiku.
Aku sama sekali tidak dapat menghilangkan cahayamu.
Yang bersinar indah dari dirimu.
Wahai sang penghias hati.
Sudikah membawa jiwa dan raga ini pergi?
Ke tempat di mana hanya boleh kita saja yang bercanda tawa.
Wahai sang penghias hati.
Terkadang aku berada pada asa yang luar biasa.
Karena aku buta akan cahayamu.
Aku tidak dapat menangkap apa yang kau pancarkan.
Tolong jangan biarkan aku terseok karena kegelapan.
Biarkan aku terbang dan biarkan aku merasa sesak.
Tapi jangan pernah membiarkan aku jauh dari hati dan jiwamu.
Hei sang penghias hati.
Arungilah dermaga hatiku dan samudera jiwaku.
Dan aku rela hatiku direnangi olehmu.
Karena satu terindah dalam dirimu kini ada di jiwaku.
Wahai sang penghias hati.
Janganlah pernah menjadi gumpalan saat aku menutup mata.

Aku mencintaimu penghias hatiku.

Itulah dirimu di mataku, Titaniumku.


-d-

Kamis, 17 November 2011

kahlil gibran - lagu gelombang

Aku telah bernyanyi untukmu
Tapi kau tidak juga menari
Aku telah menangis di depanmu
Tapi kau tidak juga mengerti
Haruskah aku menangis sambil bernyanyi
Haruskah seluruh nilai terabaikan
Agar kau bisa menari dan mengerti
Atau haruskah cerita itu terulang
Agar aku bisa menangis dan bernyanyi
Haruskah tarianku lebih vulgar
Agar kau bisa memahami
Atau haruskah aku berteriak
Agar kembali menjadi manusia tak tau diri
Haruskah aku berdiam diri
Agar tarianku tersembunyikan
Ataukah harus aku berontak
Agar kau bisa melihat tarianku
Haruskah aku memaksa
Agar kau merasa terdesak
Ataukah harus aku mematung
Agar kau tak merasa tersudut
Haruskah aku menghilang
Agar kau tak merasakan beban
Ataukah harus aku pergi
Agar kau tak perlu mengilangkan diri
Haruskah aku ...
Harusnya aku menyadari
Kau tak butuh nyanyian dan tangisan
Harusnya aku paham
Kau tak ingin diberi nyanyian dan tangis
Harusnya aku mengerti
Kau tak ingin menari atau mengerti
Harusnya aku ...
Harus aku kembalikan kesadaran
Bahwa aku tak bisa untuk tidak
Bernyanyi dan menari
Harus aku tak kembalikan kesadaran
Bahwa aku tak bisa untuk tidak
Meluapkan nyanyian dan tangisan
Harus ...
Harusnya arus ini mengalir
Namun ia tak peduli
Pusarannya terlalu kuat
Melingkar-lingkar di dalam buntu
Menjambak harga dari sebuah nilai


-d-

Rabu, 16 November 2011

hari saling memuji satu sama lain dan hubungannya dengan menyerah pada kemunafikkan.

Hari ini, aku dengan dua orang aneh (red : dini dan mpit) tp sangat aku sayang *ngoook
Sedang melihat video SNSD di notebook ku.
Yasudah, sekalian saja aku kasih liat-liat foto2 waktu SMA, dan si dini tidak mau kalah sepertinya dengan saya yg langsung menunjukkan foto2 jg.
Mau tau apa komentar mereka?
1. Saat melihat foto Dini.
"Tuh kan Teh, Mpit bilang jg apa, Dini tuh cantik tau."
"Hey, km muji orang tp orangnya ada di sini." Protes Dini yg masih aja sok cool padahal dalam hati jejingkrakan.
2. Saat melihat foto aku.
"Ih Teteh, cantik tauuu." Seru Mpit lagi.
"Iya bener. Mukanya juga masih bersih." Kata Dini --> teu sopaaannn -,-
"Apakah hari ini adalah hari di mana kita saling memuji satu sama lain?" Kataku sok puitis yg ngalahin Sayap-sayap Patah nya Kahlil Gibran.
3. Saat melihat foto Mpit.
"Nah, Mpit suka tau foto yg ini, Mpitnya cantik." Kata Mpit, memuji diri sendiri.
Hehehehe maap Mpit, km mah selalu cantik kok #nyilangin telunjuk ke jari tengah ehehe.

Sayangnya kita tidak bisa memuji secara langsung satu sosok lg yg aneh buat saya tp juga sangat saya sayang yaitu Ghanis krn dia mau tau guru besar tuh kalo dikukuhin bagaimana padahal mah tinggal di masak aja kan ya?
Balik ke topik.
Lalu apa hubungannya dengan menyerah pada kemunafikkan?
Komentar2 td diungkapkan secara spontanitas, secara langsung krn refleks dr tulang sumsum belakang sebagai reseptornya #ngomong apa sih din? Hehehehe.
Dan Mpit nyeletuk "Mpit mah bukan tipe orang yg suka ngomong langsung atau berkomentar untuk suatu masalah, Mpit lbh baik simpan sendiri atau bicarakan dgn orang lain yg tidak bersangkutan."
"Iyaaa. Kayak yg aku bilang td, setiap masalah itu ada yg harus diselesaikan dgn dibicarakan dan ada jg yg emang akan selesai dgn sendirinya. Dan untuk masalah yg akan selesai dgn sendirinya, kita emang gabisa berbuat dan berkata apa-apa. Istilahnya, kita menyerah pada kemunafikkan." Jelas Dini panjang lebar.
Subhanallah, sesuatu banget gak sih temen2 aku?
Lalu apa yg aku katakan?
Tidak ada. Aku hanya diam seribu bahasa.
Menggigit lidah sampai berdarah bahkan tanpa aku sadari asinnya.
Tp maaf, saya bukan tong kosong yg nyaring bunyinya.
Saya bukan tipe orang yg masuk telinga kanan keluar dr bawah #ups salah.
Saya diam, tetapi saya berpikir.
Memberikan nilai untuk hipotesis kehidupan yg sudah saya rancang.
Dan tidak lupa menarik kesimpulan.
Apa kesimpulannya?
Bahwa kita harus berhati-hati dalam bersikap dan berkata karena dua hal tersebut dapat memberikan paradigma yg berbeda pada diri setiap manusia. Ingatlah kalau kita hidup di tengah-tengah indahnya kebesaran Allah SWT yg menciptakan pluralisme antara makhluk2 ciptanNya.
Menyerah pada kemunafikkan.
Suatu hal yg kerap terjadi saat kejujuran mulai dipertimbangkan krn perasaan yg mendominasi.
Padahal masing2 dari kita nggak akan pernah ngerti parameter perasaan itu sendiri dan seberapa dominan perasaan tersebut bagi diri kita.
Kuasai perasaan jika kamu ingin menguasai dunia dan akhirat.
Bukan bermaksud ambisius dan menghalalkan segala cara untuk mencapai apa yg kita mau,
Namun kita sebagai manusia pada hakikatnya memang harus keluar dr zona nyaman, zona yg selalu mempertimbangkan perasaan, untuk melangkah ke depan dan untuk dapat melihat segala peluang yang terpampang luas di hadapan kita.
So, jadilah seseorang yg bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Mengertilah hak dan privasi diri sendiri juga orang lain.
Dengan begitu kamu akan dengan sendirinya peka terhadap perasaan orang lain tanpa harus mementingkan perasaan itu sendiri.

Be strong, be tough.
Tunjukkan pada dunia dan alam sekitar kalau kita adalah makhluk terindah (:

-d-

Senin, 14 November 2011

something that is very something (:

Perlahan, ada yang berubah.
Cinta yang tumbuh dalam diam dan keheningan.
Yang datang bahkan tanpa aku sadari.
Berjalan bersamanya, larut dalam canda tawa dan semua kelakarnya,
Limbung dalam senyum dan tatap mata.
Bahkan saat jari-jari itu meraihnya, satu hal yang jerap terjadi sejak semula.
Dan satu bisikan kecil di telinga.
Sesuatu di dada berdetak lebih cepat dr yang aku duga.
Hampir prustasi, lalu aku teriakkan cintaku ke udara.
Tapi ternyata menguap sia-sia.
Aku ingin menjelma menjadi apa yang pernah aku minta.
Dan aku terlambat menyadari saat melihatnya dgn mata hatiku sendiri.
Prahara itu benar-benar datang.
Menggulung bentang cakrawala.
Memudarkan bianglala.
Menarik fajar, dan dr kejauhan bergerak perlahan bayang-bayang malam.
Di sinilah aku sekarang.
Terseok menghalangi.
Terlalu pelan kesadaran itu datang.
Saat mata hati terbuka, kau telah menjadi gumpalan.

Esti kinasih.

Sesuatu banget ya kata-katanya?
Inilah yang sedang dirasakan olehku saat ini.
Aku jd merasa asing di mata siapa pun, termasuk oleh diriku sendiri.
Hanya karena satu hal kecil bodoh.
Entah apa yang mempengaruhiku sebegitu kuatnya.
Padahal dia bukan magnet.
Dia juga bukan alat pengait.
So far, till now, nothing can have a big deal for me.
But, he makes me getting down an down.
Stupid, isn't it.
Tapi aku akan ikuti segala permainannya.
Istilahnya, dia jual, saya beli.
Oke.
Inilah saatnya saya menjelma jadi apa yang pernah saya impikan.
Yaitu menjadi angin.
Yang dapat terbang bebas ke mana saja saya mau.
Saya ingin orang-orang melihat saya bermetamorfosis.
Menjadi makhluk paling indah di dunia ini.
Yaitu kupu-kupu (:

-d-

Mataku, cerminanku.

Mata ini.
Kenapa mudah sekali meneteskan air bening yg disebut air mata?
Kenapa selalu memancarkan "misery", bukan memancarkan kembang api yg meletup-letup?
Kenapa kalian begitu rapuh, mataku?
Atau mungkinkah mata adalah cerminan hati dan perasaan?
Tapi terkadang kalian juga dapat memancarkan binar
Yang tak terkalahkan oleh cahaya mana pun.
Saat aku sedang bahagia, tenang, dan nyaman.
Dan itu semua aku dapati ketika aku sedang menyendiri.
Sendiri.terdiam.
Ya, hanya itu, hanya bisa diam.
Dan aku sadar, mataku.
Kalian memancarkan apa yang sedang aku rasa.
Kalian menunjukkan, memperjelas, apa yg aku ucapkan sesuai atau tidak.
Kalian dijadikan alat ukur seberapa seriusnya tiap kata yg aku ucapkan.
Kalian membuatku tahu, mana orang yg dapat dipercaya dan mana yg tidak.
Aku sangat bangga mempunyai kalian, tentu saja.
Tanpa kalian, aku tak akan dapat melihat betapa indahnya kebesaran Allah SWT.
Tanpa kalian, aku tak akan dapat melihat betapa indahnya sosok itu (:
Sosok yg aku analogikan seperti Titanium.
Kuat, namun entah bagaimana terlihat elegan dr berbagai sisi (:

-d-

Senin, 19 September 2011

Tentangnya Part I

My name is Denya Putri Aranda. You can call me Deny. Hope I can be a good friend for all of you.
Deny terus meremas tangannya saat memperkenalkan diri. Maklum, ia tidak terbiasa berbicara di depan kelas dan Deny juga baru satu bulan menjadi murid SMP yang baru saja melewati proses adaptasi.
“Hai!” sapa seseorang di sebelahnya saat ia sudah duduk kembali ke tempatnya.
Deny balas tersenyum pada seorang gadis yang pasti seumur dengannya dengan rambut pendeknya yang unik.
“Aku Sheryl Atalatha. Call me Sheryl.” Ia mengulurkan tangan tanpa sungkan pada Deny.
Dengan senang hati tentu Deny menyambutnya. “Deny.”
“Sekolah di mana?”
“Di SMP 30. Lo?”
“Di SMP 95. Nggak jauh kok, hehe. Temen-temen SD gue lumayan banyak yang masuk SMP 30.”
“Oh ya? Jujur gue baru denger ada SMP 95. Gue di SD jarang gaul, hehe.”
Dan sejak hari pertama Deny les bahasa Inggris, ia mulai sering bertukar pikiran dengan seorang Sheryl Atalatha, yang entah mengapa selalu bisa menyambungkan pikiran Deny dengan pikiran dia sendiri.
***
Waktu berjalan tanpa permisi sama sekali sehingga Deny pun takjub saat tiba untuk tes Oral di tempat les bahasa Inggrisnya. Karena harus berpasangan, tentu saja ia berpasangan dengan Sheryl.
“Den.” Panggil Sheryl saat sedang menunggu giliran untuk tes.
“Ya?”
“Ketua kelas gue mau masuk les bahasa Inggris juga di sini.”
“Oh ya? Bagus dong, makin ramai!”
Sebuah jitakan dari Sheryl membuat Deny meringis dan mengangkat wajah dari bukunya.
“Kenapa, Sheryl?”
“Gue mau lo sama dia.”
“Sama dia? Maksudnya?”
“Jadian gitu.”
Deny langsung tertawa dan menutup mulutnya sehingga suaranya tidak mengganggu yang sedang ujian juga.
“Apaan sih? Oh iya, temen sekelas gue juga nanti ada yang mau masuk ke les ini. Dia sempet cuti, dan mau lanjut lagi katanya.”
Sheryl mengangguk-angguk. Deny jelas sengaja mengalihkan topik. Karena pikirannya sedang tertuju pada ujian. Otaknya tidak dapat dimasuki oleh hal lain. Syukurnya, Sheryl ikut larut dalam buku, tidak membahas hal tadi lagi.
***
“Gimana? Lulus nggak?”
“Lulus dong!” teriak Deny senang via telepon dengan Sheryl.
“Asyik! Oh iya, inget kan ketua kelas yang gue ceritain mau masuk les juga? Dia akan sekelas sama kita nanti. Lo harus lihat.”
“Iyaaa!”
Dan hari itu pun tiba. Saat semuanya sudah masuk kelas dan memang ada beberapa wajah baru bagi Deny. Lalu ada seorang pria yang wajahnya baru juga buat Deny masuk ke ruangan.
“Den, itu ketua kelas gue. Namanya Fadil. Gimana?” bisik Sheryl.
Deny mengalihkan pandangannya dari sosok yang ternyata bernama Fadil itu.
“Oooh, dia orangnya?”
“Iya. Gimana menurut lo?”
“Dingin.” Jawab Deny ala kadarnya.
“Memang. Dia super duper deh dinginnya.”
“Oh iya, inget temen sekelas gue yang mau lanjut les? Dia nggak bisa dateng sekarang. Mungkin Kamis dia baru bisa dateng.”
Lagi-lagi Deny mengalihkan pembicaraan tentang Fadil itu. Karena ia tidak ingin matanya selalu tertuju pada sosok itu.
***
“Sher, kenalin, ini Indah, namanya. Temen sekelas gue.”
“Oooh. Sheryl,”
Seperti dulu, Sheryl mengulurkan tangannya dan memberikan senyum lebarnya pada Indah tanpa ragu yang tentu saja disambut dan dibalas oleh Indah. Senang rasanya langsung dapat mengobrol dan bertukar pikiran dengan mereka.
Saat sudah masuk, seperti biasa Deny selalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Dan Fadil tidak ada. Sakitkah? Atau kesiangan? Entahlah. Deny langsung mengunci segala pikirannya dan fokus pada pelajaran.
Tapi ternyata, dua minggu sudah Fadil tidak hadir dalam les.
“Fadil ke mana?”
Akhirnya, Deny tidak dapat menahan lagi rasa ingin tahunya.
“Oh, dia sakit. Di rawat.”
Deny langsung diserang rasa kaget. “Kok lo nggak bilang?”
“Kalopun gue bilang, lo mau jenguk dia?”
“Ya enggak juga. Yasudah mana sini nomor hpnya, gue minta.”
“Lo nggak usah pura-pura. Sok jual mahal tapi khawatir. Aneh.”
Deny terus menekuri layar hpnya yang sudah tertera nomor Fadil. Akan dia apakan nomor ini? Batinnya.
“Kita lihat saja nanti.” Kata Deny akhirnya.

Bersambung...

-d-

Perbedaan

Di kampus, aku menemukan orang-orang yang luar biasa.
Yang memacu motivaasiku.
Yang membuat aku semakin ingin mewujudkan segala mimpi yang selalu aku gantung 5cm di depan kening aku sehingga mereka akan selalu terlihat olehku.
Dan tentu saja, orang-orang itu sangat berbeda dengan sahabat-sahabatku di masa SMA.
Memang, sahabat-sahabatku di SMA akan selalu menjadi yang terbaik bagiku dan tidak akan tergantikan sama sekali.
Tapi di kampus, kalau aku tidak bertemu dengan mereka yang notabene sangat berbeda dari sahabatku di SMA,
aku tidak tahu akan menjadi apa mimpiku itu.
Mungkin hanya menjadi impian BULLSHIT.
Mereka mengajari aku kalau aku tidak perlu berlari sekencang-kencangnya untuk menggapai mimpi-mimpi itu.
Tetapi setidaknya aku harus beristirahat sejenak untuk mengambil napas dan memberikan dorongan untuk yang lainnya.
Mereka mengajari aku bagaimana caranya untuk membangun Human Relationship yang menurut aku, aku sangat kurang pengetahuan akan hal itu.
Awalnya, aku sangat teramat canggung berada di antara mereka.
Aku selalu merindukan sahabat-sahabat SMAku yang notabene sudah mempunyai kesibukan masing-masing.
Namun aku sadar, kalau aku terus-terusan seperti ini, itu semua hanya akan membuatku berlabel Pengecut dan Kekanak-kanakkan.
Aku sadar, aku harus belajar dari segala perbedaan ini.
Aku sadar, aku harus belajar dari segala kelebihan dan kekurangan mereka.
Dan untuk sahabat-sahabat SMAku,
tentu aku akan selalu menyanyangi dan merindukan kalian.
Satu hal yang aku mengerti akan keadaan sekarang.
Bahwa kita dipisahkan tidak lain dan tidak bukan untuk dipertemukan kembali.
Insya Allah.
Semoga kesuksesan dan kerendahan hati selalu menyertai kita semua.

Satu hal lagi yang aku pelajari dari situasi ini.
Bahwa tidak akan ada peradaban di dunia ini jika tidak ada perbedaan (;

-d-

Jumat, 02 September 2011

DILOPHOSAURUS

Well, I remember that I have not told the reason why I named this blog "DILOPHOSAURUS"
Simple.
It's a name of a kind of Dinosaurs.
Why?
Do I like Dinosaurs?
Noooo.
Sooo?
One of my best best best friend likes Dinosaurs.
He told me that he wanted to save my number on his phone with Dinosaurs as the name.
I thought he was joking.
But after a long time, and when I saw his phone, my name on his contact was DILOPHOSAURUS.
Well, I didn't know why but I just loved that name.
Want to know his name?
Well I think he doesn't really like to be known.
Now, he is a student of Petroleum Engineering at Trisakti University.
I used to have a cold relationship with him when we were at junior high school.
We went to different junior school.
I knew him from a friend of mine and LBPP LIA was the place where the first time I saw him.
What made me surprise, I went to same senior high school with him.
And we chose the same extracurricular.
So that I can get closer with him.
He always share and tell anything to me.
Honestly, I know him just a little bit.
But, as time goes by, I can read and understand the way he thinks and behaves.
Well, it seems like he is so close, but actually so far.
Or seems like he is so far, but actually so close.
About one thing I was absolutely positive.
That I was unconditionally and irrevocably in love with him.

Here is a picture before the graduation started.
Can you guess who is he in this picture?

-d-

Kamis, 01 September 2011

New College, YEAY :D

Well, I start my college on September 5th.
Till now, I still wondering how it will be.
I still can't believe I have to far away from my family, especially MY MOM.
But, if it is for the best, why not?
I feel like I'm in a new world, reborned,and face a real life.
Well, I won't say that I will do my best.
but, I WILL TRY TO DO MY BEST (;
The best thing in my life, is Allah SWT (;
The one who I can hold on to and lean on.
I give my life and my death to Allah SWT
because wherever whenever and whatever my plans will take me,
I'm unconditionally in sure that Allah SWT 's plans is the right and the best one for me.
So, I will start this college with a magic word which can make our way is very light (;
Let's say

Bissmillahhirrahmannirrahiim

بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”


-d-

Senin, 29 Agustus 2011

Runaway

No word to say.
But, I have a thing to show my feelings with say nothing.
Song.
Yes, here are a song for you today.

Say it's true, there's nothing like me and you
Not alone, tell me you feel it too
And I would runaway
I would runaway, yeah
I would runaway
I would runaway with you
.
(Chorus)
Cause I have fallen in love
With you, no never have
I'm never gonna stop falling in love, with you
.
Close the door, lay down upon the floor
And by candlelight, make love to me through the night
Cause I have runaway
I have runaway, yeah
I have runaway, runaway
I have runaway with you
.
(Chorus)
.
And I would runaway
I would runaway, yeah
I would runaway
I would runaway with you
.
(Chorus)

-d-

Senin, 08 Agustus 2011

Surga Cinta

Ahaha lagi-lagi si empunya blog lagi galau niiih.
Oke, langsung kita post lagu aja yiaaa.
Ini dia lagu untuk siang hari di bulan Ramadhan ini (;

Ada Band - Surga Cinta

Terdiam.
Hanya bisa diam.
dingin menyerang.
di sekujur tubuhku.

layangkan mata menembus cahaya putih kilaunya.
meneduhkan lamunan.
masih jelas terlihat, pesona ayumu.
masih jelas terasa, getar dawai jiwamu.


inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan.
atau hanya mimpi yang tiada pernah berakhir jua.

perlahan bawa smua tanya.
satu bersama langkah di taman ini.

terangkai bunga tanda cinta murni adanya.
tapi kekasih pun tiada muncul hapus rinduku.

dimana aku sedang berada mengapa sendiri.
lari telanjang.
tanpa seorangpun yang akan mau peduli.
Terbanglah cinta sampaikan sayangku hanya bagi dia.
tak ingin rasa sepi meratapi malang tanpa dirinya.

Surga cinta?
Memang ada ya?
Terbayangkah seperti apa?
Seperti gambar inikah?



Ini gambar seorang teman untuk salah satu latar drama bahasa indonesia.
selesai drama, aku ambil gambar ini dan aku pajang di kamar.
Dan tahukah ini latar apa?
Taman cinta, hehe.
Seperti itukah surga cinta?
Ah, tak terpikirkan sama sekali olehku.

-d-

My Lovely Family

Ini diaaa nih yang lucu-lucu di keluarga ARFAT (:
Check it out guuuys (:







Dede Fathimah Az-Zahra Prinada.
Bagaimana? Cantik dan lucu sekali, bukan?

And here we go to Miss Universe 2011, Syifa Kamilia






Ada lagi niiih yang gak kalah lucu dan energic,
please welcome our great ballet dancer, Shafa Alivia Rahmanialuhri






Dan nggak ketinggalan nih, si pilot Dzaki Hanan Nabil dan adiknyee Djini Fadhil Habibi.








Daaan, ini dia nih Ayat-Ayat Cinta versi 2011.penasaraaan?Let's seee guys.



There are,
Firda Mei'Iffa Prinada as Aisha.
Muhammad Ramadhan Prinada as Fahri.
Farhah Zakiah Prinada as Maria.
and Fathimah Az-Zahra Prinada as --.
Saksikan di bioskop terdekat, Don't miss it !!!


And the laaasst, aku bersama si yang lucu-lucu dan menggemaskan ituu.



Masih banyak loh yang lucu-lucu dan ajaib di keluargaku tercinta ini.
Yang nggak akan pernah kalian temukan di keluarga lainnya (;
Jadi, bagaimana mungkin saya bisa jauh dari mereka semua?
Dan tentu saja saya sangat sayang dan mencintai mereka (;

-d-

Minggu, 31 Juli 2011

Iris - Goo Goo Dols

Sebelum ke lagu, aku mau kasih pengantar dulu yaa.
Mmm, lebih tepatnya curcol sih, hehe.
Aku punya harapan.
Duluu.
Karena sekarang harapan itu sudah aku pendam dalam-dalam.
Ya, aku memilih jalan yang paling pengecut, yaitu MENYERAH.
Dan saat ini, saat kesempatan sudah ada di depan mata, saat terbuka banyak jalan,
Aku sama sekali tidak menemukan diriku menggebu-gebu.
Padahal dulu sensasinya sangat dahsyat.
Lalu, bagaimana ini?
Apa yang dapat aku lakukan untuk memunculkan kembali rasa menggebu-gebu itu?
Rasa semangat itu?
Dan yang pasti, bagaimana caranya untuk menimbulkan kembali keinginan itu, walau sedikit saja?

Oke, enough for the story.
Here we go to the song.
Enjoy it, guys.
But still, this song is especially dedicated to my lovely Rafael Landry Tanubrata.

Irish, Goo Goo Dols


And I'd give up forever to touch you
'Cause I know that you feel me somehow
You're the closest to heaven that I'll ever be
And I don't want to go home right now

And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
'Cause sooner or later it's over
I just don't want to miss you tonight

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah you bleed just to know you're alive


Oh ya one more thing, HAPPY FASTING ALL (;
Hope this year will gonna be much better the the past.
Jadilah hamba yang tidak akan pernah berhenti untuk bersyukur pada Allah,
dan yang paling penting, berikanlah semua cinta di hati-Mu untuk Allah dan karena Allah,
karena hanya dengan begitu kita akan mendapat kebahagiaan yang sesungguhnya,
Insya Allah, amin allahuma amin (;

-d-

Jumat, 29 Juli 2011

curhat, hehe

So many words to declare, to explain, to speak out.
Tapi bingung harus diugkapkan di mana.
Di status facebook, pasti kepanjangan.
Twitter gapunya, bodolah kalo ketinggalan jaman hehe.
Jadi paling hanya saya ungkapkan pada Dzat yang paling saya cintai.
Allah SWT.
Tenang rasanya, lega hati ini.
Tapi masih ada satu hal yang masih mengganjal.
Sebuah percakapan dua insan.

"Bisa kamu jelaskan ke aku bagaimana caranya untuk pergi?"
"Tergantung ke mana tujuanmu akan pergi."
"Tapi aku tidak menemukan tempat lain selain ke kamu."
"Memang kamu mau pergi dari aku?"
"Ya, sesak rasanya selalu ada di sisimu."
"Kalau begitu, aku akan memberi tahu kamu bagaimana caranya kamu pergi. Tapi dengan satu syarat."
"Apa?"
"Ajak aku ke mana pun kamu pergi."
"Kenapa?"
"Apa alasan penting untukmu? Aku rasa tidak. Karena bagi aku, alasan hanya akan memberikan banyak perbatasan. Itu sebabnya aku tidak bertanya kenapa kamu sesak jika selalu berada di sisiku, karena aku yakin aku bisa menghilangkan rasa sesak itu."

Bagaimana percakapan itu?
Biasa saja atau berlebihan atau memberikan suatu pelajaran?
Ah, rasanya biasa saja, bukan?

Satu lagi yang ingin saya tuliskan di sini.
Kalau saya sudah benar-benar melepasnya.
Ya, melepas dia yang menjadi segala sumber inspirasi saya.
Sepi rasanya, hampa, setelah saya menyerah.
Sampai-sampai saya terlalu takut untuk menatap orang lain selain dirinya.
Tapi satu hal yang saya rasakan.
Bahwa saya benar-benar lega.
Terasa ringan rasanya jika saya melangkah.
Melangkah untuk menatap masa depan saya.

Mmm, apa lagi ya yang ingin disampaikan?
Belum terpikirkan.
Tapi mungkin besok Insyaallah saya akan memosting sebuah lagu, hehe.

-d-